Posts

Showing posts from April, 2025

Senin Kelabu Bang Jampang

Image
Senin pagi itu, adalah Senin kelabu berat bagi Bang Jampang, seorang agen ekspedisi independen di sebuah gang sempit di Malang. Bagaimana tidak, hari itu dimulai dengan bunyi dering ponsel yang memekakkan telinga. Bukan dari pelanggan yang menanti paket, melainkan dari Mas Bro, bos ekspedisi pusat. "Bang! Ini kok return barang numpuk lagi kayak gunung Semeru?!" Suara Mas Bro di seberang sana terdengar seperti alarm sahur yang sudah kadaluarsa. Bang Jampang menghela napas. Dengan berat hati dia harus berangkat ke gudang transitnya, yang tak lain adalah kontrakan petak yang telah disewanya setahun ini. Gudang itu sudah sesak, bukan hanya oleh paket-paket yang gagal kirim, tetapi karena penerima paket yang masih mudik pulang kampung, belum balik membawa sanak familinya yang belum bekerja. Belum selesai pusing dengan return, matanya menangkap pemandangan menyebalkan lainnya. Sebuah mobil sedan berwarna merah parkir persis di depan pintu kontrakan, menghalangi akses keluar masuk t...

Hantu Auditor

Image
Adam menghela napas panjang, menatap bangunan Hotel Mahligai Abadi yang menjulang di hadapannya. Sebagai manajer baru, dia punya banyak pekerjaan rumah. Hotel mewah ini reputasinya sedang menurun, bukan karena fasilitasnya yang kurang, tapi karena isu-isu miring tentang pemborosan anggaran yang entah bagaimana bocor ke publik. Dia sama sekali tidak tahu menahu soal itu, tugasnya hanya bagaimana mendongkrak kembali citra hotel. Minggu-minggu pertama berjalan lancar, meski Adam merasakan ada keanehan kecil. Misalnya, laporan penggunaan handuk yang membengkak tidak masuk akal, atau jumlah camilan di ruang rapat yang selalu lebih banyak dari peserta. Awalnya Adam menganggap itu hanya kesalahan administrasi biasa. Namun, dia mulai curiga ketika ternyata laporan itu berasal dari instansi pemerintah yang sama, dengan faktur pembayaran yang nilainya jauh lebih tinggi dari perkiraan biaya sebenarnya. Suatu malam, saat Adam lembur memeriksa laporan keuangan, dia merasakan hawa dingin yang menusu...

Hantu Somay Rahasia

Image
Hari itu, Damar Surya duduk di ruang tunggu PT. Jaya Abadi dengan wajah kaku dan perut keroncongan. Kursi plastik biru yang didudukinya berderit tiap kali dia menggeser posisi, dan pendingin ruangan di langit-langit hanya menghembuskan angin semangat, tanpa suhu. Damar sudah datang sejak pukul delapan pagi. Kini, jam dinding menunjuk angka satu. Map lamaran di pangkuannya sudah lecek, dan sebotol air mineral tinggal seuprit. Damar menatap lurus ke depan, mencoba tegar seperti calon Satpam yang ideal dan jantan. Tetapi pikirannya tak bisa lepas dari satu hal, yaitu makan siang. Tiba-tiba, di tengah keheningan yang nyaris suci, aroma saus kacang mendadak menyeruak hidung Damar. Bukan aroma ilusi atau halusinasi akibat kelaparan, tetapi ini nyata, bau itu begitu tajam, pekat, dan menenangkan Damar. Damar menoleh. Dari sudut ruangan yang remang, muncul sosok pria paruh baya. Tatapannya kosong, wajahnya datar, mengenakan rompi lusuh dan topi koki yang miring ke kiri. Di tangannya ada piring...

Sowan Tahunan Ormas

Image
Hiruk pikuk suara knalpot motor yang meraung-raung memecah ketenangan pagi di kawasan pabrik PT. Untung Terus.  Bendera-bendera ormas dengan warna-warni mencolok berkibar liar di antara debu jalanan yang beterbangan. Puluhan motor, dikendarai bapak-bapak dengan jaket kebesaran organisasi, mulai memadati area depan gerbang. Ini dia, tradisi "sowan" tahunan yang selalu membuat perut Pak Jaya, sang pemilik pabrik, terasa mulas. Dua orang Satpam yang sedang berjaga di pos depan, berdiam diri tidak dapat menghadang atau pun meminta pulang, dan salah satunya berkomentar, "Wah, kali ini datangnya lebih pagi". Dari balik jendela kantornya, Pak Jaya mengintip dengan kening berkerut. Di ruangan itu bersamanya duduk Pak Herman, manajer personalia yang tampak gelisah. "Herman," tanya Pak Jaya tanpa mengalihkan pandangannya dari kerumunan di luar, "itu RUU TNI jadi disahkan atau belum sih?" Pak Herman, yang sedang membolak-balik berkas, menjawab tanpa menatap...

Perjalanan Bunga ke Kediri

Image
Bunga (nama samaran) berdiri di tengah riuhnya peron Terminal Batu. Peluh keringat mulai terasa membasahi pelipisnya. Ransel pink kesayangannya semakin terasa berat, bukan karena buku catatan dan laptop usangnya, tetapi karena beban pikiran tentang skripsi yang tak kunjung selesai. Sebagai mahasiswi semester akhir jurusan Sastra di salah satu universitas negeri di Malang, tenggat waktu wisuda yang sudah semakin dekat, membuat Bunga seringkali harus bolak-balik Malang-Kediri untuk menemui dosen pembimbingnya. Sore itu, hari Jumat sore, "Aduh," gumam Bunga sambil matanya menatap Bus Bagong yang baru datang dari Terminal Landungsari dan sudah hampir penuh. "Kok mesti penuh sih," keluhnya dalam hati. Bunga menyeret langkah perlahan, masuk bus, dan menyisir lorong sempit di antara kursi-kursi yang telah terisi berbagai macam penumpang dengan urusan masing-masing. Beberapa penumpang tampak sudah terlelap dengan kepala menyandar di jendela yang berdebu. Ada yang asyik berc...

Galih Mencari Jodoh

Image
Bram dan Galih duduk di balkon apartemen Bram selepas berbuka puasa. Di atas meja kecil di dekat mereka, tergeletak dua gelas kopi yang mulai mendingin. Bram menghela napas panjang, menikmati pemandangan lampu-lampu kota yang mulai menyala lengkap di kejauhan. Di sampingnya, Galih tampak masih menyimpan gurat kegelisahan di wajahnya. "Duh, Bram," keluh Galih, mengaduk kopinya tanpa semangat. "Lebaran tinggal seminggu lagi, kok ya masih gini-gini aja statusnya." Bram terkekeh pelan. "Gini-gini gimana maksudmu, Lih? Karir bagus, tampang lumayan, kurang apa coba?" "Ya itu dia, kurang 'pendamping' buat salat Ied sama makan opor bareng keluarga," jawab Galih dengan nada getir. "Ditanyain terus sama bude-bude, kan nggak enak." Bram menyeringai jahil. "Hmm, kalau kriteria kamu yang kalem, nggak banyak nuntut, tapi setia menemani di dapur, aku punya kenalan nih." Galih mengangkat alisnya, tertarik. "Serius kamu, Bram? Sia...

Wudhu Es Teler

Image
Matahari bersinar terik di atas lapangan sekolah. Jam istirahat baru saja berbunyi, dan anak-anak berhamburan keluar kelas dengan riang gembira.  Namun, di tengah keriuhan itu, terlihat dua sosok kecil berlari tergesa-gesa menuju tempat Pak Guru sedang duduk di bawah pohon rindang. Mereka adalah Adit dan Dodit, dua murid kelas tiga. Adit, dengan napas tersengal-sengal, tiba lebih dulu di hadapan Pak Guru. "Pak Guru! Pak Guru!" serunya dengan nada panik. Pak Guru, yang sedang membaca buku, menurunkan kacamatanya dan menatap Adit dengan bingung. "Ada apa, Adit? Kenapa kamu terlihat begitu khawatir?" "Itu, Pak Guru," Adit menunjuk ke arah Dodit yang baru saja tiba dengan wajah sedikit pucat. "Dodit batal puasanya!" Pak Guru mengerutkan kening. "Batal puasa? Kenapa bisa begitu, Dodit?" tanyanya lembut. Sebelum Dodit sempat menjawab, Adit sudah menyambung dengan semangat, "Tadi saya lihat sendiri, Pak Guru! Dodit ketahuan batal puasanya...

Alasan tidak Jadi Menikah

Image
Budi menghampiri Andi yang sedang minum kopi di warung Mbok Ginah, "Wah, lama nggak ketemu, Bro! Gimana kabarmu sama Rina? Katanya kalian udah serius?" Bukannya senang, wajah Andi malah berubah memelas, "Serius sih serius, tapi ya gitu deh, nggak jadi." "Lho, kenapa? Bukannya kalian udah cocok banget?" tanya Budi. "Cocok sih cocok, tapi ibunya nggak setuju." jawab Andi. Tiba-tiba datanglah Cahyo, ikut nimbrung. "Nah, ini dia Cahyo! Kamu gimana sama Dewi? Dulu katanya udah mau lamaran?" kata Budi sambil memesan dua cangkir kopi item ke Mbok Ginah. Cahyo menghela napas panjang. Budi dan Andi serempak bertanya, "Kenapa, Cahyo? Nggak jadi juga?" Cahyo menjawab dengan nada datar, "Iya, Bapaknya tidak setuju." Mendengar hal itu, Budi malah tertawa bangga. Cahyo dan Andi mengkerutkan dahi, merasa aneh. "Ternyata kita sama Bro!" seru Budi. Cahyo menyahut, "Maksudmu, kamu sama Santi juga tidak jadi nikah?"...

Terlanjur Antri

Image
Di taman kota yang ramai, seorang pria bernama Anton melihat antrian yang panjang. Dia melihat orang-orang di depannya ada yang memegang wadah makanan, dan ada yang terlihat sedang ingin membeli sesuatu. Namun kebanyakan dari mereka hanya berdiri diam, beberapa bahkan tampak bosan. Tanpa pikir panjang, Anton memutuskan untuk masuk ke antrian. Anton, yang merasa aneh dengan antrean yang tidak jelas di depannya, mencoba bertanya kepada orang di depannya, "Permisi, Mas. Ini antrean untuk apa ya?". Orang di depan hanya menoleh dengan tatapan kosong dan menjawab singkat, "Antrean saja." Semakin bingung, Anton kembali bertanya, "Iya, tapi antrean untuk apa?". Orang tersebut hanya mengangkat bahunya dan berkata, "Tidak tahu. Pokoknya antrean. Sudah dari tadi pagi ramai." Kemudian, Anton mencoba mencari informasi dari orang yang berdiri di belakangnya, "Maaf, Bu. Ibu tahu ini antrean untuk apa?". Ibu itu tersenyum samar dan menjawab, "Loh,...

Hantu yang Terabaikan

Image
Di sebuah kamar mandi hotel tua yang lembap dan berbau sabun usang, bersemayamlah sesosok hantu yang sedang merencanakan kejutan. Dia adalah penghuni tak kasatmata, pesugihan sang Pemilik hotel, yang bosan dengan kesunyian dan mendambakan sedikit keriuhan. Malam itu, hantu itu mendapatkan tamu seorang wanita muda memasuki kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya dan menghadap ke cermin besar yang beruap. Hantu itu langsung mengacak-acak 'rambut' hantunya yang sebenarnya cuma seberapa helai di sekitar kepalanya. "Saatnya beraksi," gumam si Hantu tak sabar, sambil sedikit melompat-lompat kecil di tempatnya, saking semangatnya. Dengan gerakan halus seperti ubur-ubur yang sedang buru-buru, hantu itu melayang tepat di belakang wanita itu. Dari bawah ke atas. Dia berusaha memfokuskan energi astralnya, menampilkan wujudnya yang paling menyeramkan. Yaitu wajah pucat, dengan mata hitam legam, dan menyeringai tipis, mirip orang sembelit. Hantu itu membayangkan, wanita itu aka...
Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah ketidak-sengajaan penulis untuk jalannya cerita. Dan Blog ini adalah bagian dari Usaha di bawah nama branding Edugameapp yang menyediakan layanan berupa cerita pendek bergenre umum, humor dan horor yang diperuntukkan untuk pengguna internet dewasa.

Popular posts from this blog

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Dibalik Naiknya Belanja Sri

Kisah Horor: Panggilan Ayah

Antara Karma dan Nasib

Sahur Sendiri bersama Kunti

Dibangkitkan sebagai Pezina

Cerita Hantu Berantai episode II: Kantor