Sofyan dan Pinjaman Online
Sofyan, seorang pemuda desa yang sedang mencari pekerjaan, tergiur dengan iklan pinjaman online yang menawarkan promo "pinjaman gratis 500 ribu tanpa syarat".
"Wah, lumayan nih, bisa buat beli kuota internet sebulan," gumam Sofyan sambil mengunduh aplikasi tersebut. Dan tanpa pikir panjang, dia mengisi semua data pribadinya, termasuk KTP, nomor telepon, NPWP dan foto diri.
Beberapa tahun berlalu. Sofyan hidup seperti biasa, bekerja serabutan di desa.
Suatu hari, dia terkejut menerima surat tagihan pajak yang sangat besar. "Lho, ini pajak apa? Perasaan saya cuma kerja serabutan, kok pajaknya segede gini?" tanyanya heran.
Setelah mencari informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten-nya, Sofyan akhirnya mengetahui bahwa namanya terdaftar sebagai karyawan di sebuah perusahaan bonafide di Jakarta.
"Hah? Karyawan di Jakarta? Saya aja belum pernah ke Jakarta!" serunya kaget.
Sofyan menyadari bahwa datanya telah disalah-gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sofyan merasa dirugikan. Dengan bantuan pegawai pajak, dia harus berurusan dengan pihak berwajib untuk membersihkan namanya dan membatalkan tagihan pajak yang tidak seharusnya dia tanggung.
Dan beberapa hari kemudian, Sofyan mendapat kabar dari kepolisian, jika penyelewengan data pribadinya bermula dari pinjaman online, yang Sofyan sendiri telah lupa jika dia pernah mendaftar di sana.
"Ternyata data Bapak digunakan oleh seorang oknum HRD" kata Polisi.
Polisi juga menjelaskan ke Sofyan, jika oknum HRD tersebut menjadikannya sebagai karyawan fiktif, untuk menggelapkan gaji atas beban kerja yang dikerjakan oleh lima orang, namun sebenarnya bisa dikerjakan oleh satu orang saja.
Sejak saat itu, Sofyan lebih berhati-hati dalam memberikan data pribadinya, terutama di dunia maya. "Kapok saya sama pinjaman online. Mending cari pinjaman ke teman aja, lebih aman," katanya kepada teman ngaritnya di warung kopi Bu Tiyem.
"Betul itu" sahut temannya, "Aku setuju."
Mendengar temannya menjawab seperti itu, Sofyan tersenyum lalu berbisik, "Kalau begitu, pinjam dulu, seratus."
Comments
Post a Comment