Hantu Auditor

Adam menghela napas panjang, menatap bangunan Hotel Mahligai Abadi yang menjulang di hadapannya. Sebagai manajer baru, dia punya banyak pekerjaan rumah. Hotel mewah ini reputasinya sedang menurun, bukan karena fasilitasnya yang kurang, tapi karena isu-isu miring tentang pemborosan anggaran yang entah bagaimana bocor ke publik. Dia sama sekali tidak tahu menahu soal itu, tugasnya hanya bagaimana mendongkrak kembali citra hotel.

Minggu-minggu pertama berjalan lancar, meski Adam merasakan ada keanehan kecil. Misalnya, laporan penggunaan handuk yang membengkak tidak masuk akal, atau jumlah camilan di ruang rapat yang selalu lebih banyak dari peserta.

Awalnya Adam menganggap itu hanya kesalahan administrasi biasa. Namun, dia mulai curiga ketika ternyata laporan itu berasal dari instansi pemerintah yang sama, dengan faktur pembayaran yang nilainya jauh lebih tinggi dari perkiraan biaya sebenarnya.

Suatu malam, saat Adam lembur memeriksa laporan keuangan, dia merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Tiba-tiba, setumpuk kertas berterbangan di depannya, menampilkan angka-angka pengeluaran yang distabilo dengan garis merah.

Adam mengerutkan kening. "Angin dari mana ini?" pikirnya. Dia melihat angka-angka biaya akomodasi dan konsumsi beberapa rombongan dinas yang mencurigakan, jauh melebihi tarif normal hotel.

Keesokan harinya, seorang staf resepsionis tampak pucat pasi. Dia bercerita semalam mendengar bisikan aneh tentang "Laporan SPJ" di dekat meja kerjanya. Adam mencoba menenangkan staf itu, mengira dia hanya kelelahan. Namun, dalam hati dia mulai bertanya-tanya, "Apakah ini ada hubungannya dengan kejanggalan laporan keuangan yang aku temukan semalam?"

Kejadian-kejadian aneh terus berlanjut. Para tamu, terutama yang datang dari instansi pemerintah, mulai komplain tentang gangguan aneh. Ada yang bilang mendengar suara sinis saat memasuki kamar bersama istri dan anak-anaknya, ada juga yang melihat faktur-faktur pembayaran melayang di ruang rapat, tepat di atas tumpukan proposal kegiatan.

Puncaknya, saat rombongan dinas dari suatu perguruan tinggi negeri mengadakan acara "team building" di kolam renang. Adam mendapat laporan bahwa para tamu melihat bayangan aneh di permukaan air, seperti siluet orang tua berkacamata yang sedang memegang papan klip. Mereka semua mendengar suara datar, mempertanyakan biaya kamar suite mewah yang mereka sewa.

Adam mulai merasa ada yang tidak beres. Dia mencoba mencari penjelasan logis, tapi semua petunjuk mengarah pada satu hal yang tidak masuk akal, yaitu hantu. "Tapi hantu macam apa yang peduli dengan anggaran hotel?" gumamnya, sambil diam-diam mulai mengumpulkan salinan faktur-faktur mencurigakan.

Sampai suatu sore, Adam tidak sengaja mendengar percakapan aneh di pantry. Dua orang staf dapur berbisik-bisik tentang "hantu auditor" yang menghantui hotel. Mereka bilang, hantu itu adalah arwah mantan auditor pemerintah bernama Pak Raden yang sangat perfeksionis dan benci pemborosan, yang meninggal dikamar 404 karena mag akut. Dia sama sekali tidak tertarik menakuti-nakuti seperti hantu lain di hotel ini. Fokusnya hanya pada tamu yang menggunakan anggaran yang tidak semestinya.

Salah satu staf bahkan menambahkan, "Dia itu kayak tahu persis mana pengeluaran yang benar-benar untuk kita dan mana yang di-mark up sama orang luar."

Adam awalnya tidak percaya. Tapi semakin banyak cerita aneh yang terdengar, dia mulai mempertimbangkan kemungkinan itu. Dia bahkan mendengar dari staf lama bahwa hotel ini memang dulunya sering menjadi tempat "proyek-proyek" yang selalu ada saja keanehan dalam pembayarannya.

Hingga suatu malam, Adam memberanikan diri untuk lembur lagi di ruang kerjanya. Dia sengaja membiarkan laporan keuangan terbuka di mejanya, lengkap dengan salinan faktur-faktur mencurigakan yang sudah dia tandai. Tiba-tiba, hawa dingin kembali terasa. Dia melihat kabut tipis di sudut ruangan, dan samar-samar melihat siluet orang tua berkacamata. "Biaya makan malam untuk rombongan 15 orang mencapai 25 juta rupiah? Dibungkus buat keluarga ya, sisanya?" bisik suara datar yang entah datang dari mana, tepat di atas faktur dengan angka fantastis itu.

Adam terkejut bukan main. Jadi, ini benar. Ada hantu auditor di hotelnya. Tapi alih-alih takut, dia justru merasa ada harapan. Mungkin, dengan adanya "pengawasan" dari Pak Raden ini, dia bisa mendapatkan petunjuk yang lebih jelas tentang siapa yang bermain curang.

Sejak saat itu, Adam mulai lebih memperhatikan setiap detail laporan keuangan. Dia bahkan terkadang merasa seperti sedang diawasi oleh sosok tak kasat mata yang selalu siap memberikan "teguran" soal kejanggalan angka. Dia tidak pernah melihat Pak Raden secara jelas lagi, tapi bisikan-bisikan aneh dan penampakan faktur-faktur melayang menjadi pengingat konstan bahwa ada yang tidak beres dengan transaksi beberapa oknum pemerintah di hotelnya.

Pelan tapi pasti, Adam mulai mengumpulkan bukti-bukti manipulasi laporan keuangan berdasarkan "temuan" tak sengaja dari Pak Raden. Dia menyadari bahwa pemborosan yang selama ini menjadi isu, bukanlah sepenuhnya terjadi di internal hotel, melainkan ulah oknum tamu yang memanfaatkan fasilitas hotel untuk kegiatan yang seharusnya dapat lebih murah.

Para tamu dari instansi pemerintah yang dulu selalu bekerja sama, kini mulai merasa tidak nyaman dan enggan mengadakan acara di Mahligai Abadi. Hotel itu memang menjadi lebih sepi, tapi Adam merasa lebih tenang. Dia tahu, di balik kesunyian itu, ada arwah seorang auditor yang diam-diam membantunya mengungkap kebenaran. Dan Adam, sang manajer baru, kini punya sekutu yang paling unik dan tak terduga dalam membersihkan nama baik hotelnya, bukan dari kesalahan internal sepenuhnya, melainkan dari praktik korupsi pihak luar.


Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah ketidak-sengajaan penulis untuk jalannya cerita. Dan Blog ini adalah bagian dari Usaha di bawah nama branding Edugameapp yang menyediakan layanan berupa cerita pendek bergenre umum, humor dan horor yang diperuntukkan untuk pengguna internet dewasa.

Popular posts from this blog

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Dibalik Naiknya Belanja Sri

Kisah Horor: Panggilan Ayah

Antara Karma dan Nasib

Sahur Sendiri bersama Kunti

Dibangkitkan sebagai Pezina

Cerita Hantu Berantai episode II: Kantor