Hantu Somay Rahasia

Hari itu, Damar Surya duduk di ruang tunggu PT. Jaya Abadi dengan wajah kaku dan perut keroncongan. Kursi plastik biru yang didudukinya berderit tiap kali dia menggeser posisi, dan pendingin ruangan di langit-langit hanya menghembuskan angin semangat, tanpa suhu.

Damar sudah datang sejak pukul delapan pagi. Kini, jam dinding menunjuk angka satu. Map lamaran di pangkuannya sudah lecek, dan sebotol air mineral tinggal seuprit.

Damar menatap lurus ke depan, mencoba tegar seperti calon Satpam yang ideal dan jantan. Tetapi pikirannya tak bisa lepas dari satu hal, yaitu makan siang.

Tiba-tiba, di tengah keheningan yang nyaris suci, aroma saus kacang mendadak menyeruak hidung Damar. Bukan aroma ilusi atau halusinasi akibat kelaparan, tetapi ini nyata, bau itu begitu tajam, pekat, dan menenangkan Damar.

Damar menoleh.

Dari sudut ruangan yang remang, muncul sosok pria paruh baya. Tatapannya kosong, wajahnya datar, mengenakan rompi lusuh dan topi koki yang miring ke kiri. Di tangannya ada piring-piring somay dengan garpu metal ditengah, tidak ada tahu, hanya telur, kentang, dan tempe yang tampak canggung.

Pria itu melangkah pelan, tanpa suara. Dia berhenti di depan Damar, lalu menyodorkan satu piring somay.

Melihat pelamar lain, yang kebanyakan wanita, tak bereaksi, Damar ragu sejenak, logikanya bilang "aneh", tapi perutnya berseru "terima aja dulu, mumpung gratis!"

Damar pun menerima dan langsung menyantapnya.

Somay itu hangat. Saus kacangnya kental dan lezat.

Tetapi tetap saja, Damar merasa ada sesuatu yang janggal. Somay itu tak ber-tahu, malah ber-tempe.

Dengan suara pelan, Damar memberanikan diri bertanya, "Pak, maaf... tahunya nggak ada?"

Pria itu diam, menarik napas panjang dan menghela napasnya dengan suara lirih yang menyayat, "Ini 'Somay Rahasia'" katanya. "Enggak pakek tahu."

Lalu tatapan pria itu berubah.

Sekilas, Damar melihat kesedihan di balik mata kosong itu. Luka yang dalam. Penyesalan yang membatu.

Kemudian, seperti kabut yang menguap, pria itu menghilang. Tanpa meninggalkan jejak, kecuali piring kosong hadiah deterjen, dan rasa bersalah yang tidak bisa Damar pahami.

Sejak saat itu, Damar tidak pernah bisa makan somay dengan tenang. Setiap melihat tahu, ada rasa pilu yang muncul entah dari mana.

Termasuk ingatan Damar, bahwa dia tidak diterima kerja olah PT. Jaya Abadi, atas lowongan posisi Satpam Wanita yang dilamarnya.

Konon, asal-usul hantu somay itu bangkit adalah karena terlalu seringnya pelanggan memesan, "Bang, somay-nya satu, Rahasia ya (enggak pakai tahu)," semasa hidupnya.


Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah ketidak-sengajaan penulis untuk jalannya cerita. Dan Blog ini adalah bagian dari Usaha di bawah nama branding Edugameapp yang menyediakan layanan berupa cerita pendek bergenre umum, humor dan horor yang diperuntukkan untuk pengguna internet dewasa.

Popular posts from this blog

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Dibalik Naiknya Belanja Sri

Kisah Horor: Panggilan Ayah

Antara Karma dan Nasib

Sahur Sendiri bersama Kunti

Dibangkitkan sebagai Pezina

Cerita Hantu Berantai episode II: Kantor