Posts

Showing posts from February, 2020

Poligaminya Suami yang Takut Istri

Image
Untuk keperluan pekerjaan, Azam ditugaskan pergi ke Surabaya. Karena Khalid, teman seangkatan Azam semasa kuliah dan berdomisili di Rungkut, tidak jauh dari hotel tempat Azam menginap, Azam mengajak Khalid untuk bertemu. Namun disebabkan Khalid memiliki anak yang masih berumur kurang dari satu tahun, Khalid memilih untuk mengundang Azam singgah dirumahnya saja, dibanding harus ketemu di luar. Hasilnya, di hari terakhir acara kantor, sebelum Azam kembali ke Malang, Khalid menjemput Azam untuk ngopi dirumahnya. "Zam, tak tunggu di depan Indomaret" pesan singkat Khalid. Azam yang sudah siap dari jam 4 sore, langsung menuju Indomaret, yang kebetulan bersebelahan dengan hotel tempat dia menginap. Setelah saling sapa dan bersalaman, "Mana helm-nya?" tanya Azam. "Wes ta lah" jawab Khalid memberikan kode untuk mengabaikan helm dan segera naik di boncengan motor Honda Supra GTR 150-nya. Dikarenakan macetnya daerah Rungkut sore it

Developer Robot Forex Insyaf

"Gimana kabarnya Forex mu?" tanya dan sapa Tino ketika bertemu Munir, teman SMA-nya. "Ya gak apa-apa. Sekarang-kan aku cuma dari robot dapet penghasilannya" jawab Munir. Sudah dua tahun Munir tidak trading sendiri, dia lebih memilih untuk jualan robot, dibanding harus memplototi grafik tiap harinya. Munir dan Tino sebenarnya telah lama tidak saling bertemu. Namun karena sama-sama tertarik dengan seminar Forex yang diadakan di salah satu hotel Kediri, mempertemukan mereka secara tidak sengaja. Hari itu, Munir mengajak bertemu dengan Tino di salah satu warung nasi dekat rumah Tino, untuk membicarakan urusan bisnis mainan. Saat itu, mereka berdua mencoba sebagai reseller, dengan Tino untuk target pemasaran daerah Tulungagung, dan Munir untuk daerah Kediri. Setelah urusan kerjasama mereka selesai, sambil makan, Tino teringat tentang trading Forex yang pernah mereka geluti. Mereka mencoba bersama-sama, namun karena Munir bisa pemrograman,

Azam si Programmer Forex

Azam diundang ke sebuah acara talkshow dengan nama Slam Andik, atas video viralnya yang beredar di media sosial. Begitu namanya dipanggil oleh Bang Andik, sang pembawa acara, Azam pun naik dan masuk studio, yang diiringi oleh tepuk tangan penonton. Malam itu tidak seperti malam biasanya, talkshow dihadiri oleh beberapa pejabat pemerintah, termasuk Menteri Keuangan. Setelah saling sapa, bertanya kabar, berjabat tangan dan basa-basi lainnya, Azam pun dipersilahkan duduk, dan Bang Andik memulai wawancara dengan memutarkan video viral Azam ke penonton. Dalam video itu, terlihat Azam sedang berbicara dengan Pak Menteri, yang diakhiri dengan Azam menunjukkan surat pernyataan Pak Menteri yang manyatakan Azam telah membantu melunasi hutang negara. Setelah video selesai, dan sempat mendapat tepuk tangan oleh penonton, Bang Andik memulai pertanyaannya. "Sebenarnya, apa yang sedang Anda lakukan?" tanya Bang Andik sok tidak tahu apa yang dilakukan Azam dalam vide

Harapan Kenaikan Gaji

Pada suatu jam istirahat, Bejo dan Mamad mengobrol sambil ngopi di dekat Pos Satpam. "Kita ini udah empat tahun lebih kerja disini, kok tidak naik-naik ya gaji kita..." keluh Mamad. Bejo dan Mamad adalah tenaga Office Boy (OB) di salah satu instansi swasta. Kondisi Mamad diusia pernikahannya yang baru satu tahun, dan hanya bekerja tambahan sebagai pesuruh, memaksa mulut dia berkata seperti itu. "Sabar...." jawab santai Bejo, mencoba menenangkan Mamad dan dirinya sendiri. Secara usia dan pengalaman hidup, Mamad lebih muda dari Bejo. Apalagi Bejo sudah dikaruniai tiga anak. Secara logika, Bejo harusnya yang lebih mengeluh. "Sudahlah, kita tunggu sampai Maret, pasti ada tambahan..." kata Bejo. "TAMBAHAN!" sahut Mamad antara percaya dan tidak percaya. "Iya.... Tambah bingung, tambah pusing, tambah gak jelas...." jawab Bejo dengan tetap wajah santainya.

Keheranan Kabel USB Warna-warni

Dikarenakan kebutuhan, suatu pagi di hari Rabu, Februari 2020, Azam berkeliling Malang, mencari toko komputer, untuk membeli mouse. Lebih dari satu jam, semua toko komputer yang pernah dikunjungi Azam sebelumnya, belum buka semua. "Aneh toko komputer di Malang, mesti buka nunggu jam 10..." gumam Azam. Memang, waktu itu masih menunjukkan sekitar jam 8 pagi, dan mungkin karena toko komputer umumnya tutup jam 9 malam, sehingga kebanyakan toko baru buka jam 10 siang. Tiba-tiba Azam teringat salah satu toko komputer yang berada di jalan Mertojoyo, Merjosari, Lowokwaru pernah ditemuinya buka pagi. Tanpa pikir panjang, Azam pun langsung melajukan sepeda motor Verzanya sedikit cepat menuju ke toko tersebut. Dan ternyata, toko itu memang telah buka. Azam pun langsung memarkir sepeda dan menanyakan ketersediaan mouse ke penjaga toko. Setelah beberapa lama memilih, akhirnya Azam memutuskan untuk memilih salah satu mouse wireless. Dan ketika membayar, "Kabelnya berapa-an Mas?"

Parkir Penyebab Kecelakaan

Sore itu, sepulang dari bekerja, Azam yang nebeng Wondo, menggerutu akibat jalanan yang macet. Sampai di ujung kemacetan, mereka berdua baru tahu, kalau yang menyebabkan macet, adalah kecelakaan berupa senggolan antara pengendara sepeda motor GL-Max dengan Nissan Juke. "Wuih Won, kayak e parah!" seru Azam, dari kursi boncengan sepeda motor Shogun Wondo. Wondo hanya menoleh ke korban dan tetap melajukan motornya pelan-pelan. "Kayak e ga apa-apa..." jawab Wondo, melihat sang pengendara motor masih bisa duduk. Setelah beberapa meter melaju, dan melihat kesamping kanan dan kiri, Wondo berkata "Ini kayak e yang salah yang parkir". "Koq bisa gitu Won!" jawab heran Azam, kenapa Wondo bukan menyalahkan pengendara mobil Nissan Juke. "Tuh lihat, udah tau jalan sempit dan waktu jam pulang kerja kayak gini, malah parkir disitu" penjelasan Wondo. Azam pun kembali melihat kebelakang, dan memang terlihat disamping kanan dan kiri titik kecelakaan, ban

Strategi Oknum Sales Perumahan

"Selamat Pagi!" salam seorang pria berumur 30 tahunan di depan pintu kantor. Nafida, salah satu sales perumahan yang sedang bertugas pada hari itu, mempersilahkan masuk dan duduk. Mereka pun mengobrol, dan membicarakan tentang lokasi dan tipe-tipe rumah yang masih tersedia. "Kami menyediakan tipe rumah mulai 27, 36, 42 dan 72, dengan harga mulai 180 juta" presentasi Nafida sambil menunjukkan gambar desain contoh-contoh rumah. "Namun kalau Bapak berencana membeli dengan kredit, KPR subsidi khususnya, maaf Pak untuk tahun ini kami tidak bisa bantu" kata Nafida memberikan pengecualian kondisi. "Kalau lewat KPR, uang muka disini berapa Mbak?" tanya sang pria, ingin membandingkan dengan perumahan yang lain. "Untuk KPR yang melalui kami, uang muka itukan sebenarnya untuk tanda jadi dan biaya pengurusan KPR Bapak ke Bank. Kalau di sini kami tidak meminta tanda jadi, selama proses KPR Bapak belum disetujui. Dan kami tentu akan te

Modus Murahan Beli Obat Anti Nyamuk

Toni mengajak Zaki melihat tanaman Sengon dikebun tidak jauh dari rumahnya. Ditengah jalan, karena di kebun banyak nyamuk, mereka mampir di toko Mbak Dian yang terkenal cantik, untuk membeli obat. Toni pun langsung meloncat dari motornya, dan membiarkan Zaki tetap duduk di atas motor. Zaki yang terkejut Toni melompat tiba-tiba, sempat hampir jatuh, tetapi tetap berusaha mempertahankan motor Toni tetap berdiri, dari tempat duduk belakang. "Asem!" umpat Toni. ”Mbak, beli Autan" kata Toni yang kebetulan Mbak Dian sedang duduk-duduk di depan pintu toko, melihat Youtube. Dengan senyum manisnya, Mbak Dian mengambil dan memberikan satu sachet obat lotion anti nyamuk sambil berkata "Seribu Mas". Toni pun sengaja membayar dengan uang dua ribuan, meski dia memiliki uang pas seribu. Hal ini tidak lain dengan niatan agar interaksi dengan Mbak Dian lebih lama dengan uang kembalian. Menyadari obat anti nyamuk ditangannya bermerek Lavenda Toni pun pura-pura memprotes, "

Bapak-bapak OB di Toilet Umum

Image
Dikarenakan kebelet buang air besar, Azam yang sedang perjalanan bersama teman-temannya ke Jember, untuk menghadiri pernikahan salah satu teman seangkatannya semasa kuliah, meminta Pak Supir menghentikan minibus carteran mereka di salah satu Pom Bensin Lumajang. Pak Supir pun berhenti, hitung-hitung istirahat setelah dua jam perjalanan dari Malang. Begitu berhenti, Azam pun langsung melompat keluar, sampai hampir terjatuh dan ditertawakan oleh teman-temannya. Tetapi, tak lama kemudian teman-temannya yang lain, yang sekedar ingin memperbaiki make-up, pergi ke kamar mandi, menyusul Azam. Hampir 15 menit kemudian, Azam baru menyelesaikan buang hajatnya. Begitu keluar kamar mandi, ada seorang Bapak-bapak sedang mengepel tepat di depan pintu kamar mandi dan menghalangi Azam yang hendak keluar. "Maaf Pak" minta permisi Azam. "Oh iya, silahkan" Bapak itu mempersilahkan Azam dengan minggir ke samping kiri. Setelah memasukkan uang dua ribu ru

Pengemis tidak Ikhlas

Suatu hari, Mico dan Reza berjalan di depan Masjid Baiturrahman Malang. Tidak jauh, mereka melihat seorang pengemis, sedang duduk tak beralas di dekat pintu masuk masjid. Mico pun cepat-cepat memeriksa sampai merogoh-rogoh kantongnya, siapa tahu masih ada uang receh yang bisa diberikan kepada pengemis tersebut dengan niat sedekah. Alhasil, Mico menemukan dua koin Rp 100 perak, dan ketika melewati pengemis itu, dengan semangatnya, Mico langsung memasukkan ke mangkok tempat uang pengemis itu. Karena mangkok masih kosong dan terbuat dari bahan seng, terdengarlah bunyi nyaring koin Mico berputar-putar di dalamnya, selama lima detik. "Wuer..wuer..wuerrr..". Sang Pengemis hanya diam saja. Setelah berlalu, Mico dan Reza mendengar sang Pengemis bergumam, "Sedekah cuma segitu!". Sontak mereka berdua kaget dan tertawa bersama. Kata Reza, "Ada ya pengemis tidak ikhlas".

Bahaya Pengumpul Sumbangan

Tidak biasa, tiba-tiba Cak Idris terdiam di kursi penumpang mobilnya. Agus yang menggantikan sementara menyupir, enggan untuk bertanya, "Mungkin sedang ada masalah keluarga?" pikirnya. Namun tidak berapa lama kemudian, "Masih ada saja ya orang minta sumbangan di tengah jalan gini?" gumam Cak Idris. Agus baru mengerti alasan Cak Idris terdiam. Maklum, teman supir Cak Idris ada yang baru mencelakai dan dihantui oleh pengendara sepeda motor, akibat seorang peminta sumbangan di tengah jalan. Menurut cerita Cak Idris, temannya tidak sengaja ditabrak oleh pengendara motor dibelakangnya yang terlanjur berkecepatan tinggi, ketika dia mengerem mobilnya secara mendadak dan berniat memberikan sumbangan. "Padahal niatnya baik, memberi sumbangan, justru mencelakai orang yang dibelakangnya" kata Cak Idris, sambil mengumpat dan menyalahkan peminta sumbangan ditengah jalan. Dalam benak Agus hanya berpikir, "Mungkin saja Pak Polisi kurang
Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Antara Karma dan Nasib

Si John Thor

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Hantu Jembatan Universitas