Posts

Showing posts from June, 2019

Hantu Ojek Ngupil

Image
Eko menghampiri Lutfi yang sedang ngetem di pinggir jalan. "Hei, tidak ada order?" sapa Eko. "Belum neh.." jawab Lutfi sambil membuka masker yang dipakainya. Eko dan Lutfi adalah pengemudi ojek Online. Karena mereka berdua masih bujangan, meski jam sudah menunjukkan jam 9 malam, mereka masih semangat menunggu orderan lagi. "Ngomong-ngomong kamu denger Hendri yang katanya jadi hantu ngupil" tanya Eko. "Oh itu, ya tidak cuma denger, kemarin aku sama dia balapan di jalan Merpati, tempat dia kecelakaan" jawab Lutfi. Hendri adalah teman ojek online Eko dan Lutfi, yang kecelakaan solo menabrak tiang listrik, 7 hari sebelumnya. Kemudian Lutfi pun membenarkan desas-desus yang menceritakan Hendri kecelakaan sembari ngupil. Di mana mengakibatkan lubang hidung sebelah kirinya sobek ketika ditemukan mayatnya oleh warga. "Aku juga tidak habis pikir, kenapa dia hobi banget ngupil semasa hidupnya. Kalau kamu ketemu Hendri, coba lihat

Bus Hantu Pasuruan Probolinggo

Image
Karena ada pekerjaan mendadak, sore itu Amin pulang agak terlambat. Seperti akhir pekan biasanya, Amin pulang ke Desa Pilang, Kecamatan Kademangan, Probolinggo. Entah oleh sebab apa, sore itu, semenjak Amin keluar dari pabrik, perasaan tidak enak menyelimutinya. Namun karena Amin ingin segera sampai dirumah, dia tidak menghiraukan keanehan yang terjadi di sekitarnya. Jam tangan Amin menunjukkan pukul 7 malam. "Terima kasih Pak" ucapan Amin kepada Ojek online, yang mengantarkannya sampai di depan Terminal Bus Pasuruan. Dalam langkahnya masuk terminal, tiba-tiba seorang wanita berumur sekitar 30 tahun bertanya ke Amin "Pak, ini benar terminal bus ya?". "Iya Mbak, benar" jawab Amin. Dalam hatinya, semula Amin ingin menertawakan pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan itu. Dengan tulisan 3D "Terminal Pasuruan" di gapura pintu gerbang di depan terminal, harusnya semua orang sudah tahu dan tak perlu bertanya. Namun ketika dia melihat

Hantu Mudik Sekeluarga

Image
Jani dan Yono perjalanan mengantarkan barang dari Jember ke Banyuwangi, melewati gunung Gumitir. Karena Yono masih karyawan baru dan pendatang dari Kalimantan, secara tidak langsung Jani bertugas sebagai mentor Yono, dan menunjukkan tempat pengiriman barang ke gudang milik perusahan mereka, yang ada di Genteng, Banyuwangi. Ketika masuk gunung Gumitir, "Yon, kalau lewat sini jangan sekali-kali merokok sambil nyetir, kalaupun kamu merokok, tolong waktu buang abunya jangan sampai keluar jendela" kata Jani. Yono pun penasaran, dan balik bertanya kepada Jani, alasan kenapa tidak boleh membuang abu rokok lewat jendela, yang memang sering dilakukannya. "Lebaran tahun lalu ada sekeluarga yang terdiri dari Bapak, Ibu dan dua orang anak, malam-malam pakai sepeda motor mudik lewat sini. Dan ketika mereka mau mendahului sebuah mobil, sopir mobil tepat membuang abu rokok lewat jendela mobilnya. Karena di abu itu ternyata masih ada apinya, dan mengenai mata kiri s

Anak-anak Pengganggu Sholat

Malam itu, Mahmudah datang ke keponakannya yang bernama Sopran. Dia menceritakan tingkah Amir, anaknya yang berubah. Semenjak keluar dari pekerjaannya di Malang dan sering berada dirumah, sekarang dia tidak mau lagi datang ke mushola untuk berjamaah. "Iya wes, nanti tak coba ngomong sama Amir Mbak" kata Sopran yang merupakan adik keponakan Mahmudah. Semenjak suami Mahmudah meninggal, tidak ada lagi kerabat laki-laki yang lebih tua selain Sopran, yang disegani oleh Amir. Meskipun Amir mewarisi sifat pemarah Bapaknya, namun sebenarnya Amir adalah anak yang penurut. Ibuknya meminta tolong kepada Sopran tersebut, hanya karena takut Amir terkena aliran paham tertentu, yang menjadikannya tidak lagi sealiran dengan jamaah lain di mushola. Maka dari itu, keesokan harinya, Sopran mengajak Amir minum kopi di warung Bu Tiyem, langganan Sopran.  Setelah ngobrol kesana kemari, Sopran bertanya kepada Amir "Sebenarnya kenapa to kamu kok sudah tidak mau lagi

Dendam Kesumat Kesumit

Hampir setiap pagi, Haldi selalu membunyikan musik kesenangannya dengan keras, sampai terdengar tetangga-tetangganya. Amali yang berada di rumah di depannya, karena merasa terganggu, sering berdoa "Allah Maha Adil, dan Allah tahu balasan apa yang tepat untuk Haldi". Amali sebal dengan kelakuan Haldi membunyikan keras-keras musik itu, sebab selain dia termasuk pendatang (menantu dari Pak Khamid, warga asli), tidak ada warga lain yang berkelakuan seperti itu, kecuali karena memang mereka sedang punya hajat. Apalagi, waktu pagi adalah waktu keponakan-keponakan Amir berangkat sekolah. Waktu dimana ibu mereka semakin cerewet karena menyiapkan segala macam keperluan sekolah. Dengan ditambah dengan musik Haldi, otomatis kakak-kakak perempuan Amali semakin berteriak-teriak. Amali sebenarnya sudah pernah ngomong langsung ke Haldi tentang musiknya yang mengganggu tetangga. Tetapi melihat dia tetap melakukan hal yang sama, Amali hanya menganggap Haldi orang bodoh, d
Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Antara Karma dan Nasib

Si John Thor

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Hantu Jembatan Universitas