Bapak-bapak OB di Toilet Umum


Dikarenakan kebelet buang air besar, Azam yang sedang perjalanan bersama teman-temannya ke Jember, untuk menghadiri pernikahan salah satu teman seangkatannya semasa kuliah, meminta Pak Supir menghentikan minibus carteran mereka di salah satu Pom Bensin Lumajang.

Pak Supir pun berhenti, hitung-hitung istirahat setelah dua jam perjalanan dari Malang.

Begitu berhenti, Azam pun langsung melompat keluar, sampai hampir terjatuh dan ditertawakan oleh teman-temannya.

Tetapi, tak lama kemudian teman-temannya yang lain, yang sekedar ingin memperbaiki make-up, pergi ke kamar mandi, menyusul Azam.

Hampir 15 menit kemudian, Azam baru menyelesaikan buang hajatnya.

Begitu keluar kamar mandi, ada seorang Bapak-bapak sedang mengepel tepat di depan pintu kamar mandi dan menghalangi Azam yang hendak keluar.

"Maaf Pak" minta permisi Azam.

"Oh iya, silahkan" Bapak itu mempersilahkan Azam dengan minggir ke samping kiri.

Setelah memasukkan uang dua ribu rupiah ke kotak pemeliharaan, dan karena Azam terlahir sedikit cerewet dari kecil, serta melihat Bapak-bapak tersebut berpakaian biasa dan tidak memakai baju sebagaimana Office Boy (OB) pada umumnya, mulut Azam bertanya "Bapak OB disini?".

Bapak itu tersenyum dan menjawab "Bukan Nak", sambil tetap melanjutkan mengepelnya.

Azam pun mengkerutkan kedua alisnya ke tengah dan sedikit bingung, "Loh kok bisa?" tambah pertanyaannya.

"Nih tadi alat pel dan timbanya ada disitu" kata sang Bapak yang semakin menambah Azam bingung.

Azam hanya terdiam dan tidak mengerti.

Melihat Azam yang plonga-plongo, akhirnya Bapak-bapak itu berkata "Ini kan milik umum Mas.  Toilet umum. Mau saya bersihkan, kan terserah saya. Jadi orang umumkan boleh juga membersihkannya".

"Oo gitu ya Pak" jawab Azam, sambil menggaruk-garuk rambutnya, kebingungan mendengar penjelasan Bapak-bapak itu.

Azam pun kembali ke minibus dan menunggu teman-temannya yang lain sambil tetap memikirkan perkataan Bapak-bapak tadi.

Tak lama kemudian, minibus pun kembali melanjutkan perjalanan, dan Azam tetap terdiam meskipun pun di olok-olok teman-temannya seperti terlihat baru saja melihat hantu.

Sampai, Riky salah satu temannya yang duduk dikursi depan dengan teman-teman cewek dan tadi sempat mampir ke warung depan Pom Bensin bercerita, "Kata penjaga warung, tujuh hari lalu ada orang mati di kamar mandi cowok. Menurut Polisi, dia OB yang bunuh diri, habis di pecat dari perusahaannya".

Mendengar hal itu, Azam merinding dan berkeringat dingin ketakutan.

Dalam benaknya, "Jangan-jangan Bapak-bapak yang ngepel tadi adalah hantu".

Azam semakin pucat, terdiam dan seperti hilang cerewet bawaannya.

Konon, beberapa hari kemudian tersebar berita dimedia sosial tentang penampakan hantu OB di Pom Bensin yang sama, yang di kunjungi Azam.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas