Si John Thor

"Bagaimana Mas, apa bener sudah tidak mau memperjuangkan gaji Mas yang tidak terbayarkan kemarin" tanya seorang Supervisor kepada John, mantan anak buahnya yang telah resign.

"Ah. Sudahlah Pak. Saya sudah berusaha melupakan itu" jawab John.

Mendengar jawaban itu, sang Supervisor berusaha menasehati, "Bukan begitu, bagaimanapun juga, itu hak-nya Mas. Kalaupun di 'garong', itu urusan yang lain".

"Wah, maaf Pak" jawab keberatan John, teringat bahwa usaha meminta gaji yang telah merendahkan harga dirinya sebelumnya sia-sia. "Bagaimana ya Pak... saya sudah berusaha mengikhlaskan, jika seperti ini, Bapak malah membuat saya berharap kembali" tambahnya.

John menjelaskan, jika dia merasa perusahaan yang dia tinggalkan itu tidaklah bersih. Banyak unsur manipulatif, karena dipimpin oleh boneka orang-orang yang merasa berjasa dan tidak bersedia digantikan.

Terutama, John sendiri tidak ingin memberi nafkah anaknya yang baru lahir, dengan harta-harta subhat, atau bahkan yang haram.

"Dalam satu doa saya, saya meminta, jika memang gaji ini tidak bersih, lebih baik saya tidak menerimanya sekalian" ungkap John.

Dan John yakin, pendapatan lain dari aplikasi buatannya di Play Store, adalah pengganti dan jawaban dari Allah atas doanya.

"Jangan gitu Mas, berarti gajiku yang tak terima ini, juga tidak bersih" kata sang Supervisor merasa tersindir.

Si John tertawa, ternyata mantan Supervisor-nya itu mengerti yang dia maksud.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Antara Karma dan Nasib

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Hantu Jembatan Universitas