Strategi Oknum Sales Perumahan

"Selamat Pagi!" salam seorang pria berumur 30 tahunan di depan pintu kantor.

Nafida, salah satu sales perumahan yang sedang bertugas pada hari itu, mempersilahkan masuk dan duduk.

Mereka pun mengobrol, dan membicarakan tentang lokasi dan tipe-tipe rumah yang masih tersedia.

"Kami menyediakan tipe rumah mulai 27, 36, 42 dan 72, dengan harga mulai 180 juta" presentasi Nafida sambil menunjukkan gambar desain contoh-contoh rumah. "Namun kalau Bapak berencana membeli dengan kredit, KPR subsidi khususnya, maaf Pak untuk tahun ini kami tidak bisa bantu" kata Nafida memberikan pengecualian kondisi.

"Kalau lewat KPR, uang muka disini berapa Mbak?" tanya sang pria, ingin membandingkan dengan perumahan yang lain.

"Untuk KPR yang melalui kami, uang muka itukan sebenarnya untuk tanda jadi dan biaya pengurusan KPR Bapak ke Bank. Kalau di sini kami tidak meminta tanda jadi, selama proses KPR Bapak belum disetujui. Dan kami tentu akan tetap menarik biaya kepengurusan KPR, seperti kebutuhan copy dokumen, biaya dari pihak Bank, notaris dan tenaga dari pihak kami. Jadi sebelumnya kami akan memastikan dulu dari pihak kami sendiri, apakah Bapak memenuhi syarat pengajuan KPR atau tidak. Jika dari pihak kami yakin Bapak tidak memenuhi, maka kami tidak akan menyarankan Bapak untuk mengambil KPR, dan kami tidak berhak meminta biaya apapun" penjelasan Nafida.

Sang pria mengerti dan memberikan pujian kepada Nafida, "Umumnya, sales itu menyembunyikan apa yang bisa membuat calon pembeli kabur, tapi ternyata Mbaknya tidak" kata pria itu.

Nafida tersipu dan hanya membalas dengan senyuman.

Memang ditahun sebelumnya, terdapat program subsidi pemerintah yang bisa menekan harga rumah hingga semurah mungkin. Dan program ini umum digunakan sebagai senjata bagi sales perumahan untuk menggaet calon pembeli.

Para sales perumahan, biasanya berusaha mendapatkan uang dari komisi pengajuan KPR. Pembeli umumnya diberi "bunga-bunga" agar sebisa mungkin ikut permohonan pengajuan KPR, meskipun sebenarnya tidak layak dan pada akhirnya si pembeli tidak disetujui oleh pihak Bank sekalipun. Sebagaimana di singgung diatas, sales tetap bisa mendapatkan uang dari tanda jadi dan presentase uang muka yang tidak dapat dikembalikan untuk biaya pengurusan KPR.

"Kalau beli tanah kavling-annya saja berapa Mbak?" lanjut pertanyaan pria itu.

Dengan sabar dan ulet, Nafida pun menjelaskan harga tanah kavling yang masih tersedia satu-persatu.

"Masih mahal ya" komentar pria itu, "Padahal di Pujon (Malang) kemarin ada tanah murah lo Mbak?" tambahnya.

Nafida mengkerutkan kedua alisnya, tanda penasaran.

"Tanah murah, ya Tanah Longsor!" canda pria itu, menutup obrolan mereka dengan tawa bersama.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas