Hantu yang Terabaikan

Di sebuah kamar mandi hotel tua yang lembap dan berbau sabun usang, bersemayamlah sesosok hantu yang sedang merencanakan kejutan. Dia adalah penghuni tak kasatmata, pesugihan sang Pemilik hotel, yang bosan dengan kesunyian dan mendambakan sedikit keriuhan.

Malam itu, hantu itu mendapatkan tamu seorang wanita muda memasuki kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya dan menghadap ke cermin besar yang beruap.

Hantu itu langsung mengacak-acak 'rambut' hantunya yang sebenarnya cuma seberapa helai di sekitar kepalanya.

"Saatnya beraksi," gumam si Hantu tak sabar, sambil sedikit melompat-lompat kecil di tempatnya, saking semangatnya.

Dengan gerakan halus seperti ubur-ubur yang sedang buru-buru, hantu itu melayang tepat di belakang wanita itu. Dari bawah ke atas. Dia berusaha memfokuskan energi astralnya, menampilkan wujudnya yang paling menyeramkan.

Yaitu wajah pucat, dengan mata hitam legam, dan menyeringai tipis, mirip orang sembelit.

Hantu itu membayangkan, wanita itu akan melihat ke cermin, menangkap bayangan mengerikannya, dan langsung menjerit histeris.

Dan si Hantu juga sudah siap dengan suara "Boo!", yang sudah dia latih puluhan hari. Bahkan dia juga sudah menyiapkan pose melayang dramatis, agar membuat suasana semakin histeris.

Akhirnya, wanita itu membersihkan sedikit uap di cermin dan memandang refleksi dirinya lebih dekat.

Si Hantu menarik napas dalam-dalam.

Tiba-tiba, suara pekikan melengking memecah keheningan kamar mandi.

"Aaaaaa!"

Si Hantu tersenyum puas, sampai-sampai kabut di wajahnya sedikit bergetar. "Kena kau!" pikirnya bangga.

Dia sudah siap menikmati pemandangan wanita itu melompat ketakutan dan berusaha kabur dari kamar mandi, mungkin sambil tersandung keset terlebih dulu pikirnya.

Namun, ekspresi wanita itu membuat si Hantu bingung. Wajahnya memang terkejut, tapi bukan karena ketakutan akan hantu. Wanita itu malah menunjuk dagunya di cermin dengan raut wajah jengkel dan khawatir, seperti sedang menghadapi musuh bebuyutan. "Astaga! Kenapa muncul lagi di sini?!" keluhnya sambil mencoba menyentuh sesuatu di dagunya. "Padahal semalam sudah kukeluarkan!"

Si Hantu mengernyitkan dahi yang pucat. Dia mencoba melihat apa yang membuat wanita itu berteriak. Di dagu wanita itu, tepat di bawah pantulan wajah si Hantu yang menyeramkan, tampak sebuah titik merah kecil yang menonjol.

"Jerawat?" bisik si Hantu dengan nada bingung.

Wanita itu masih sibuk memencet-mencet dagunya di depan cermin, mencoba menghilangkan si pengganggu kecil itu dengan berbagai gerakan aneh dan ekspresi wajah yang dramatis. Dia bahkan mendekatkan wajahnya ke cermin sampai hidungnya hampir menyentuh permukaannya, membuat si hantu harus sedikit menghindar agar tidak 'tertangkap' bayangannya sendiri.

Si Hantu hanya bisa terpaku, menyaksikan adegan yang benar-benar di luar dugaan. Dia datang untuk menakut-nakuti, tapi ternyata ada hal lain yang jauh lebih menakutkan bagi wanita di depannya itu, yaitu sebuah jerawat yang membandel.

Perlahan, senyum kemenangan di wajah hantu itu menjadi cemberut, kempes persis seperti balon yang baru saja ditusuk jarum.

Semua persiapan, aura menakutkan yang sudah si Hantu latih di sudut-sudut gelap hotel (termasuk latihan suara "huuuuu" yang ternyata tidak terpakai), semuanya terasa sia-sia.

Wanita itu bahkan tidak menyadari keberadaan hantu itu sama sekali, terlalu fokus pada jerawatnya.

Dengan perasaan kecewa yang mendalam, si Hantu melayang mundur menjauh ke belakang wanita itu. Untuk pertama kalinya, dia merasakan kesedihan yang aneh, merasa gagal menjadi hantu yang menakutkan. Dia menatap kosong punggung wanita yang masih fokus pada musuh kecil di dagunya, sambil bergumam, "Mungkin aku harus mencoba menyamar menjadi hantu jerawat saja. Pasti lebih efektif."

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah ketidak-sengajaan penulis untuk jalannya cerita. Dan Blog ini adalah bagian dari Usaha di bawah nama branding Edugameapp yang menyediakan layanan berupa cerita pendek bergenre umum, humor dan horor yang diperuntukkan untuk pengguna internet dewasa.

Popular posts from this blog

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Dibalik Naiknya Belanja Sri

Kisah Horor: Panggilan Ayah

Antara Karma dan Nasib

Sahur Sendiri bersama Kunti

Cerita Hantu Berantai episode II: Kantor

Dibangkitkan sebagai Pezina