Prahara Mesin Kopi
Pemerintah baru saja mencanangkan program efisiensi kerja yang sangat ambisius untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas.
Bagian dari program tersebut adalah memecat pegawai outsourcing yang dianggap tidak esensial.
Diantaranya adalah Pono, seorang staf kebersihan yang bertanggung jawab atas berbagai tugas kebersihan, dan tugas-tugas kecil tetapi penting di kantor pemerintahan itu, yaitu membuatkan kopi.
Pono selalu dikenal sebagai orang yang sangat detail dan teliti dalam menjalankan tugasnya.
Setiap pagi, Pono akan datang lebih awal untuk memastikan mesin kopi sudah siap digunakan oleh seluruh staf. Dia tahu betapa pentingnya secangkir kopi panas untuk memulai hari dengan baik.
Hari itu, ketika pengumuman pemecatan pegawai outsourcing diumumkan, Pono terkejut, menemukan namanya terdapat dalam daftar. Pono hanya bisa pasrah dan langsung merencakan untuk bekerja di tempat lain.
Pagi setelah pemecatan, kantor pemerintahan terlihat seperti biasa, para karyawan lalu lalang seperti hari-hari sebelumnya. Namun ada sesuatu yang hilang. Mereka minum teh, bukan kopi.
Para staf tidak ada yang tahu cara menggunakan mesin kopi. Meski mereka mencoba mengoperasikannya, tetapi hasilnya adalah secangkir kopi yang terlalu pahit atau terlalu encer. Beberapa karyawan bahkan berhasil membuat mesin itu mengeluarkan suara aneh dan memgepulkan asap putih, "Wush!"
Ketidak-nyamanan mulai melanda kantor. Pertemuan-pertemuan tertunda. Dan para staf yang biasanya produktif sekarang terlihat lesu dan kurang bersemangat tanpa dopamin kopi pagi mereka.
Dalam upaya putus asa, kantor akhirnya memutuskan untuk menghubungi Pono yang telah dipecat. Mereka memohon agar dia datang kembali, bekerja penuh waktu.
Pono setuju, dengan satu syarat, dia ingin dibayar dengan gaji yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Dalam beberapa jam. Mesin kopi kembali berfungsi, dan kantor pemerintahan pun kembali normal.
Para staf menyadari bahwa terkadang, hal-hal kecil seperti secangkir kopi bisa membuat perbedaan besar dalam produktivitas dan moral kerja.
Kisah ini menjadi pelajaran bagi pejabat kantor, tentang pentingnya mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan mereka, bahkan yang tampak sepele.
Dan bagi Pono, pengalaman itu mengajarkan bahwa kadang-kadang, hal yang paling tidak terduga bisa membawa kesempatan yang tidak terduga pula.
Comments
Post a Comment