Pertalite di cat Pertamax
Arjuna adalah seorang pemuda yang kaya raya. Dia memiliki mobil balap yang sangat cepat, bahkan bisa membuat lawan-lawannya merasa seperti sedang berlari di tempat.
Mobilnya itu bernama "Kencana" dan merupakan salah satu mobil balap paling canggih di Indonesia. Dengan mesin V8 yang kuat dan desain aerodinamis yang sempurna, Kencana bisa mencapai kecepatan hingga 300 kilometer per jam.
Arjuna sendiri memiliki tubuh yang atletis dan wajah yang tampan. Rambutnya hitam dan matanya yang coklat tajam, membuatnya terlihat seperti seorang pangeran dari cerita fantasi.
Namun, suatu hari, setelah Arjuna mengisi bahan bakar di kedai Pak Bono, mobilnya malah jadi lebih lambat daripada sepeda ontel.
"Apa yang terjadi dengan mobilku?" Arjuna bertanya kepada dirinya sendiri sambil memukul-mukul setir. "Aku seperti kehilangan sayap!"
Arjuna tidak langsung menuduh Pak Bono, melainkan melakukan penelitian sendiri dulu. Dia membawa mobilnya ke bengkel dan meminta mekanik untuk memeriksa apakah ada masalah dengan mesin atau sistem bahan bakar.
Setelah beberapa jam, mekanik memberitahu Arjuna bahwa tidak ada masalah dengan mesin atau sistem bahan bakar. "Mobil Anda dalam kondisi baik, tapi sepertinya bensin yang digunakan tidak sesuai," kata mekanik.
Arjuna kemudian memeriksa kembali bahan bakar yang dibeli dari Pak Bono. Dia membawa sampel bensin itu ke laboratorium dan meminta mereka untuk menganalisisnya.
Setelah beberapa hari, hasil laboratorium keluar. Ternyata bensin yang dibeli Pak Bono tidak sesuai dengan spesifikasi Pertamax, melainkan memiliki kandungan yang mirip dengan Pertalite.
Arjuna merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, lalu dia pun mengunjungi Pak Bono. "Pak, saya baru saja membeli Pertamax di sini, tapi hasil laboratorium menunjukkan bahwa bahan bakar tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi Pertamax," kata Arjuna.
Pak Bono terkejut. "Saya tidak tahu, anak muda. Saya selalu membeli bensin dari pabrik yang sama dan tidak pernah ada masalah sebelumnya."
Arjuna dan Pak Bono kemudian memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Mereka mengambil sampel Pertamax yang dijualnya, dan membawanya ke laboratorium yang berbeda, untuk diperiksa lagi.
Setelah beberapa hari, hasil laboratorium keluar lagi.
Ternyata Pertamax yang dijual Pak Bono sudah dioplos dari pabriknya. "Pertalite yang dicat jadi Pertamax" kata Pak Bono dengan nada kesal. "Saya tidak menyangka bahwa pabrik tersebut melakukan hal seperti itu. Saya akan segera menghubungi mereka dan meminta penjelasan."
Arjuna merasa lega karena Pak Bono tidak bersalah, tapi juga marah karena pabrik yang nakal. "Terima kasih, Pak Bono. Saya senang bahwa Anda tidak terlibat dalam hal ini. Tapi saya harap Anda dapat meminta ganti rugi dari pabrik tersebut untuk semua pelanggan yang telah tertipu."
Pak Bono mengangguk. "Baiklah. Aku akan mencoba melakukan apa yang kamu minta."
Comments
Post a Comment