Liburan Murah
Aku dan istriku, Lesti, duduk di sofa, berbincang tentang apapun itu.
Lesti tiba-tiba mengeluarkan ide untuk liburan ke luar kota.
"Sayang, kita liburan ke luar kota yuk!" katanya dengan antusias.
Aku terkejut. "Bukannya keuangan kita lagi pas-pasan..." jawabku, khawatir tentang biaya yang akan dikeluarkan.
Tapi Lesti tetap semangat.
Dia mulai mencari-cari informasi di internet dan menemukan banyak tiket murah. "Nggak juga kok, aku cari di internet, ada banyak tiket murah!" katanya dengan semangat.
Aku tidak bisa menolak lagi. "Wah beneran, ayuk!" jawabku, tertarik dengan ide liburan yang hemat.
Beberapa hari kemudian, kami berdua naik bus untuk ke tujuan kami.
Saat bus siap berangkat, kami merasa gembira dan tidak sabar untuk menikmati liburan kami.
Tapi, saat bus berjalan, aku dan Lesti mengeluarkan gitar dan mulai bernyanyi di dalam bus, meminta sumbangan dari penumpang lain.
Aku merasa malu. "Sayang, yakin kita lanjut liburannya?" tanyaku, khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang kami.
Lesti hanya tersenyum dan menjawab, "Iya sayang, gapapa... kapan lagi kan?" sambil terus memainkan gitar dan bernyanyi.
Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain bergabung dengan Lesti, memainkan gitar dan bernyanyi di dalam bus.
Kami berdua menjadi pengamen untuk mendapatkan liburan yang murah.
Comments
Post a Comment