Sapri sang Sales Marketing Perumahan

Siang itu Sapri bertemu dengan Jaini, temannya SMA di suatu depot makan, dekat tempat kerjanya.

"Hei Jan, ini bener kamu?" Sapri menyapa Jaini yang sedikit lupa-lupa ingat.

Jaini yang tidak lupa dengan Sapri, menjawab dengan senyuman dan meraih tangan Sapri yang mengajak bersalaman, sambil tetap duduk.

Sapri memang sudah semenjak tadi melihat-lihat ke arah Jaini, memastikan bahwa itu temannya SMA yang sedang makan tidak jauh dari meja tempatnya makan.

"Kerja dimana sekarang?" tanya Sapri sambil duduk, semeja disebelah Jaini.

"Yah seperti yang kamu lihat, aku teknisi internet" jawab Jaini sambil menunjukkan seragamnya, sebagai teknisi provider internet rumahan. "Kamu?" tanya balik Jaini.

"Ah..aku cuma sales rumah" jawab Sapri yang kemudian menceritakan pekerjaannya yang berpindah-pindah sesuai lokasi proyek perumahannya.

Jaini yang belum selesai makan, melanjutkan menyendok nasi uduk di depannya, sambil mendengar cerita Sapri.

"Berarti gajimu bulanan?" tanya Jaini ditengah-tengah cerita Sapri. "Nah, bagaimana kalau rumahmu tidak laku-laku sampai berbulan-bulan, apa tidak rugi?" tambahnya.

"Kalau gaji per bulan kecil, cuma 600 ribu, yang banyak dari komisinya" jawab Sapri.

Sapri menjelaskan, dia mendapat komisi, dari kostumer yang deal melaluinya. Baik mereka beli langsung, melalui KPR, atau mereka masih merencanakan mengajukan KPR sekalipun.

"Yang penting, ketika mereka membayar uang muka 1 juta dan pilih kavling, aku udah dapat komisi 30%" kata Sapri. "Kalau kostumer tidak disetujui KPR-nya. Uang itu tetap milik kami" tambahnya.

Sambil meminum teh anget pesanannya, "Apa itu  tidak menipu?" tanya Jaini.

"Ya tidak, ya kami bilang saja uang itu sudah habis untuk pemberkasan, toh memang benar-benar ada pengurusan dokumen yang diperlukan untuk pengajuan di bank" jawab Sapri.

Sapri juga menjelaskan, sebenarnya dia tidak peduli, apakah kostumer memang layak atau tidak, kalaupun ada kostumer yang tidak layak mengajukan KPR secara finansial, Sapri dan timnya akan memarkup sedemikian rupa sampai sang Kostumer diterima bank.

"Jadi kamu yang penting kostumer belanja 1 juta itu, meski kamu tahu KPR mereka jelas tidak diterima" simpul Jaini.

"Ya iya, dari mana kami dapat ceperan kalau tidak dari itu" tegas Sapri.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas