Dendam Kesumat Kesumit

Hampir setiap pagi, Haldi selalu membunyikan musik kesenangannya dengan keras, sampai terdengar tetangga-tetangganya.

Amali yang berada di rumah di depannya, karena merasa terganggu, sering berdoa "Allah Maha Adil, dan Allah tahu balasan apa yang tepat untuk Haldi".

Amali sebal dengan kelakuan Haldi membunyikan keras-keras musik itu, sebab selain dia termasuk pendatang (menantu dari Pak Khamid, warga asli), tidak ada warga lain yang berkelakuan seperti itu, kecuali karena memang mereka sedang punya hajat.

Apalagi, waktu pagi adalah waktu keponakan-keponakan Amir berangkat sekolah. Waktu dimana ibu mereka semakin cerewet karena menyiapkan segala macam keperluan sekolah.

Dengan ditambah dengan musik Haldi, otomatis kakak-kakak perempuan Amali semakin berteriak-teriak.

Amali sebenarnya sudah pernah ngomong langsung ke Haldi tentang musiknya yang mengganggu tetangga. Tetapi melihat dia tetap melakukan hal yang sama, Amali hanya menganggap Haldi orang bodoh, dan berdoa seperti di atas.

Tiba pada suatu hari ketika diadakan reuni di rumah Amali.

Karena merasa dendam, Amali meminta penjaga sound system yang disewanya, dihadapkan tepat ke rumah Haldi.

Mulanya, sound system berjalan dengan baik, namun ketika acara akan dimulai, justru kotak amplifier malah terbakar.

Amali sempat pergi ke tempat penyewaan sound system lain, tetapi karena bersamaan dipakai acara lain, Amali pun kembali untuk bertanya alternatif solusi lain ke penjaga sound system.

Tidak sepengetahuan Amali, ketika dia sampai dirumah lagi, kotak amplifier milik Haldi sudah terpasang menggantikan kotak amplifier yang disewanya. Dan itu atas suka rela Haldi sendiri.

Amali sebenarnya tidak setuju, berhubung acara segera dimulai, Amali tidak bisa berbuat apa-apa dan merasa kalah, karena telah menggunakan alat yang dibencinya selama ini.

Dalam pikirannya, "Aduh, setelah ini Haldi akan semakin seenaknya membunyikan musiknya karena telah berjasa dalam reuni ini".

Dan acara reuni pun di mulai dan Amali yang sebagai tuan rumah bertugas menerima tamu.

Tiba-tiba ketika acara telah berjalan sekitar satu jam, kotak amplifier Haldi ikut terbakar.

"Busss..." keluarlah asap hitam dari amplifier Haldi.

Bukan prihatin, Amali malah tertawa lepas melihat kejadian tersebut.

Dalam batin Amali berkata "Syukurin, perintah siapa pasang disitu".

Akhirnya reuni menggunakan pengeras biasa saja.

Setelah kejadian itu, Amali tidak begitu peduli dengan amplifier Haldi meski rusak karena acaranya. Amali tidak bersedia untuk menggantinya, atau sekedar membicarakannya.

Amali lebih bersyukur, karena rusaknya amplifier Haldi, mungkin adalah jawaban dari doa-doanya yang lalu.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas