Hantu OB tidak Berkaki


Isna adalah mahasiswa salah satu Universitas terkenal di Malang.

Malam itu, seperti malam biasanya, dia berada di-perpus (Perpustakaan Pusat) Universitas, sedang mencari bahan-bahan untuk karya tulis ilmiahnya.

Dan yang berbeda dengan malam-malam sebelumnya, malam itu suasana perpus lebih sepi, karena memang diluar sedang hujan.

Waktu menunjukkan pukul setengah 7 malam. Satu setengah jam sebelum perpus ditutup.

Isna masih fokus pada karya tulisnya.

Sampai-sampai, Isna tidak tahu kalau sudah ada dua sosok cewek duduk di depannya, semeja yang dipakai Isna.

Kedua cewek tersebut membaca buku, dan sesekali melirik ke arah Isna.

Lama-kelamaan, karena Isna juga merasa terganggu dilirik oleh kedua cewek yang sedang berada didepannya itu. Isna balik melirik, sedikit curiga, namun tetap berusaha mengacuhkannya.

Sampai kurang lebih 10 menit, kedua cewek tersebut memutuskan untuk pergi, sambil meninggalkan sesobek kertas bertuliskan pesan "Mbak, ayo cepat pulang!".

Setelah membaca dan memandang kedua wajah cewek itu, Isna baru menyadari, kalau keduanya adalah adik tingkat yang baru masuk tahun ini, dan belum begitu dikenalnya.

Dan karena waktu tutup perpus masih satu jam lagi, serta di ruangan tersebut tampak masih ada 2 mahasiswa dan satu OB yang sedang mengepel, Isna pun tetap melanjutkan pembuatan karya tulisnya. 

Sehingga sampai waktu menunjukkan pukul setengah 8, Isna baru berkemas dan menyerahkan buku yang ingin dia pinjam ke petugas untuk dicatat.

Namun di depan meja peminjaman, "Tadi ditemeni siapa Neng?" tanya petugas.

Isna sedikit bingung, "Oh..itu adik-adik tingkat" jawabnya mengira yang dimaksud petugas adalah kedua adik tingkat yang sempat memberikannya pesan dalam sobekan kertas tadi.

Sambil menyerahkan kembali buku yang akan dipinjam Isna. Sang Petugas menjelaskan ada tiga sosok makhluk halus sedang menemaninya tadi.

Dua anak kecil dan satu hantu OB tidak berkaki.

Petugas juga sudah tahu bahwa mahluk-makhluk itu memang tinggal diruangan itu dan seringkali menampakkan diri.

Bahkan untuk mempercayakan Isna, petugas itu menunjukkan dengan kamera CCTV bahwa semenjak jam 6, Isna sudah ditemani ketiga makhluk tersebut. Dan kedua temannya yang tahu, berniat mengajak Isna segera meninggalkan ruangan, malah diacuhkannya.

"Pantas ngepelnya tidak pindah-pindah!" pikir Isna menyadari.

"Hantu OB itu adalah korban tersengat listrik waktu gedung ini direnovasi, yang badannya sampai hancur terbelah jadi dua" tambah petugas.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas