Karyawan Kantor 12

Malam itu, Pak Bambang, seorang satpam paruh baya, sedang berpatroli di gedung perkantoran yang sepi. Tiba-tiba, dia melihat seorang pria berpakaian rapi sedang menyelinap masuk ke dalam kantor.

Dengan sigap, Pak Bambang mengejar dan menghampiri pria itu dan menegurnya.

"Hei, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Pak Bambang dengan suara tegas.

Pria itu menoleh dan tersenyum ramah. "Oh, maaf, Pak. Saya hanya ingin mencari dompet saya yang mungkin ketinggalan."

Pak Bambang merasa curiga bahwa pria dihadapannya itu adalah pencuri. "Dompet? Kenapa harus malam-malam begini?"

"Tadi saya lembur, Pak. Pas pulang, mau beli makan, saya baru sadar bahwa dompet saya tidak ada" jawab pria itu sambil menggaruk-garuk kepala.

Pak Bambang masih belum yakin. Dia memeriksa kartu identitas karyawan pria itu, yang terkalung di lehernya. Lalu dia memintanya untuk menunjukkan tempat dimana dompetnya terjatuh.

Selama mereka berjalan, pria itu bercerita tentang masalah hidupnya. Dia bercerita akan segera dipecat akibat adanya efisiensi kantor, rumahnya juga pasti akan disita jika dia tidak mampu bayar, dan apalagi istrinya juga sedang sakit keras.

Pak Bambang merasa iba dan mulai melunak.

Sesampainya di ruangan yang dimaksud, pria itu menunjukkan tempat dompetnya terjatuh.

Pak Bambang membantunya mencari, tapi dompet itu tidak ditemukan. "Mungkin jatuh di tempat lain, Pak," kata pria itu lesu.

"Ya sudah, lain kali lebih hati-hati," kata Pak Bambang sambil menepuk bahu pria itu. "Sekarang, mari saya antar kamu keluar."

Mereka berdua berjalan menuju pintu keluar sambil mengobrol. Pak Bambang merasa pria itu tidak seperti karyawan pada umumnya yang dia temui di jam kerja. Dia terlihat sangat sedih dan putus asa. Saat mereka melewati pos satpam, Pak Bambang menawarkan mie instan yang sedang dia masak.

"Mau mie instan, Mas? Kebetulan saya masak mie instan isi tiga," tawar Pak Bambang.

"Isi tiga?" suara lirih pria itu, merasa heran ada mie instan isi tiga. Lalu pria itu tersenyum tipis. "Boleh, Pak. Terima kasih."

Mereka berdua makan mie instan bersama sambil bercerita tentang kehidupan masing-masing. Pak Bambang merasa seperti menemukan teman baru.

Setelah selesai makan, pria itu berpamitan, meletakkan mangkuk kosongnya di tempat cuci tangan dan pergi.

Keesokan paginya, saat pergantian shif, Pak Bambang bercerita tentang kejadian semalam kepada rekan kerjanya.

"Tadi malam ada karyawan yang kehilangan dompet, tapi dia malah curhat sama saya. Akhirnya, kami malah makan mie instan bareng," kata Pak Bambang sambil tertawa.

Rekan kerjanya bertanya, "Karyawan? Di ruangan mana?"

"Di kantor nomor 12," jawab Pak Bambang.

Rekan kerjanya terdiam sejenak, lalu berkata, "Pak Bambang, bukannya ruangan itu sudah kosong sejak dua minggu yang lalu. Karyawannya kan sudah pindah ke lantai yang lain dan tidak ada yang bekerja di sana."

Pak Bambang merinding. Dia baru teringat bahwa telah ditemukan seorang pria yang meninggal karena  kelelahan di ruangan itu. "Jangan-jangan..." gumam Pak Bambang menyadari yang makan bersamanya adalah hantu.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah ketidak-sengajaan penulis untuk jalannya cerita. Dan Blog ini adalah bagian dari Usaha di bawah nama branding Edugameapp yang menyediakan layanan berupa cerita pendek bergenre umum, humor dan horor yang diperuntukkan untuk pengguna internet dewasa.

Popular posts from this blog

Drama Bocil di Balik Kuali

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Sofyan dan Pinjaman Online

Desainer Agak-agak

Gulungan sang Raja

Dibalik Naiknya Belanja Sri

Dibalik Teror Hantu Rini

Lurah Sukirman