Dua Tugas Satu Tak Beres

Malam itu, di warung kopi Mbok Giyem yang remang-remang, Jono menyeruput kopinya dengan khidmat, sementara Joni mengaduk-aduk teh panasnya dengan tatapan menerawang. Aroma gorengan tempe mendoan bercampur dengan bau rokok kretek, menciptakan atmosfer khas warung pinggir jalan.

"Jon," celetuk Jono memecah keheningan, "kemarin heboh di grup WA kompleks. Ada istri sah labrak pelakor."

Joni mengangkat alisnya sebelah. "Oh ya? Siapa korbannya?"

"Nah, ini dia lucunya," Jono terkekeh pelan. "Pelakor yang dilabrak itu ternyata... istrinya Pak Bambang!"

"Pak Bambang yang mana?" Joni mengerutkan kening.

"Itu lho, almarhum Pak Bambang, yang rumahnya pojokan, istrinya rambutnya sebahu."

"Astaga! Serius kamu? Kok bisa?"

"Katanya, si istri sah ini lihat suaminya, Pak Slamet, sering jemput Bu Bambang di depan gang. Terus pernah lihat juga mereka ngobrol akrab di minimarket. Ya sudah, langsung deh emosi, dikiranya selingkuhan."

Joni tertawa kecil. "Terus gimana kelanjutannya?"

"Ya jelas Bu Bambang kaget bukan main. Tetangga sampai ikut kumpul. Tapi setelah dijelasin sama Bu Bambang kalau Pak Slamet itu cuma bantu antar jemput dia, si Istri sah baru menyadari jika itu cuma salah paham," kata Jono.

Jono kemudian menjelaskan jika ternyata, Pak Bambang dan Pak Slamet dulunya adalah sahabat yang sama-sama dinas ke Aceh, mereka ditugaskan perang melawan GAM. Dan Pak Bambang gugur di Medan perang, yang mana Pak Slamet sebagai teman seperjuangannya, berjanji akan bantu menjaga keluarga Pak Bambang jika terjadi apa-apa pada salah satu dari mereka.

Joni mengangguk-angguk, raut wajahnya berubah menjadi lebih serius. "Wah, kasihan juga ya Bu Bambang. Sudah kehilangan suami, malah kena labrak."

"Betul. Makanya, jangan langsung main hakim sendiri. Untung Bu Bambang orangnya sabar, coba kalau nggak?"

Tiba-tiba Joni menepuk meja pelan. "Eh, Jon, ngomong-ngomong soal tentara nih, kamu dengar nggak soal UU TNI yang baru itu?"

"Yang tanggal 20 Maret kemarin kan?" jawab Jono sambil mengangguk. "Katanya sih ada penambahan tugas sama batas usia pensiun."

"Itu salah satunya," timpal Joni. "Tapi yang bikin aku mikir itu lho, pasal yang soal tentara aktif bisa menjabat di kementerian/lembaga sipil. Katanya sih biar bisa manfaatkan keahlian mereka."

Jono menyeruput lagi kopinya. "Iya, aku juga dengar. Tapi kok jadi keingetan jaman dulu ya, sama istilah 'Dwi Fungsi' itu, yang jamannya Gus Dur."

"Nah, itu dia!" seru Joni dengan nada meninggi. "Aku tuh mikir gini, Jon. Apa iya gaji mereka kurang, sampai harus rangkap jabatan dua begitu? Apa tenaga mereka cukup buat mikir dua beban kerja? Belum lagi urusan rumah tangga? Apa nggak malah kontraproduktif?"

Jono mengangguk. "Tapi asalkan gajinya bener, Aku rasa tidak apa-apa sih Jon. Kayak tenaga outsourcing misalnya. Kalau beban kerjanya melebihi kontrak, langsung dianggap pasti ada kerjaan yang tidak beres. Sehingga pekerjaan yang tidak beres itu di alihkan ke SDM yang lain, dan si Tenaga outsourcing tetap menerima gaji sesuai kontrak. "

Mbok Giyem yang sedari tadi menyimak sambil mengelap meja, ikut menimpali. "Betul itu, Mas Joni. Kayak saya di warung ini saja. Kalau sambil masak, sambil ngurusin cucu, sambil nerima telepon pesanan, ya pasti ada saja yang gosong."

Jono dan Joni tertawa mendengar celetukan Mbok Giyem.

"Nah, Mbok Giyem saja paham," kata Joni sambil menunjuk Mbok Giyem dengan senyum. "Kalau ini memang masalah efisiensi keahlian, aku cuma bisa berharap implementasi gajinya nanti juga harus sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab, yang juga mempertimbangkan kekuatan waktu dan tenaga SDM yang ditugaskan."

Jono mengangguk-angguk setuju dengan ucapan Joni. "Betul juga kamu, Jon."

"Ya sudahlah, Jon. Kita ini cuma rakyat biasa, bisanya cuma ngopi sambil ngobrolin saja. Semoga saja para pengambil kebijakan di sana juga memikirkan dampaknya baik-baik. Yang penting, negara kita aman dan tidak krismon lagi."

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah ketidak-sengajaan penulis untuk jalannya cerita. Dan Blog ini adalah bagian dari Usaha di bawah nama branding Edugameapp yang menyediakan layanan berupa cerita pendek bergenre umum, humor dan horor yang diperuntukkan untuk pengguna internet dewasa.

Popular posts from this blog

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Dibalik Naiknya Belanja Sri

Kisah Horor: Panggilan Ayah

Antara Karma dan Nasib

Sahur Sendiri bersama Kunti

Cerita Hantu Berantai episode II: Kantor

Dibangkitkan sebagai Pezina