Akun
Di sebuah perguruan tinggi ternama, Kaelin Vexar, seorang administrator jaringan yang tangguh dan cerdas, dipanggil untuk menghadap Rektornya, Prof. Elwes.
"Kaelin, saya butuh bantuanmu," kata Prof. Elwes, sambil mempersilahkan Kaelin duduk di kursi, di depan meja kerjanya. "Saya ingin melakukan pengecekan dan pengelolaan keuangan kampus secara realtime, tidak hanya memonitor, namun akan lebih efisien jika saya dapat mengeditnya secara langsung."
Kaelin sebenarnya siap membantu, namun mendengar permintaan sang Rektor yang menurutnya tidak sesuai aturan. "Baik, Pak," jawab Kealin dengan berat hati. "Tapi, saya perlu tahu untuk keperluan apa saja, Bapak dengan akses tersebut?"
Prof. Elwes tersenyum lagi, dia seolah tahu Kealin mencurigainya. Dengan nada yang meyakinkan "Tenang saja Kealin, saya hanya mengubah agar keuangan kita terlihat bagus di mata asessor saat dimonitoring akreditasi kita nanti" katanya.
Kaelin, yang sebelumnya percaya kepada integritas Prof. Elwes seratus persen, saat itu pula menjadi berkurang. "Baik, Pak" katanya lagi. "Saya akan memberikan fitur tersebut untuk Bapak. Namun mungkin saya butuh waktu satu sampai dua minggu untuk mempersiapkannya."
Prof. Elwes mengangguk, dengan senyum yang lebih lebar. "Saya berjanji, Kaelin, saya akan menggunakan akses ini hanya untuk kepentingan kampus, dan tidak untuk kepentingan pribadi. Saya juga akan memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Terlepas dari yang hanya kita tampilkan untuk assesor."
Tepat dua minggu kemudian, Kealin memberikan fitur yang diminta Prof. Elwes. Tetapi tidak berupa akses saja, Kealin juga menambahkan backup tersembunyi, yang tersimpan di cloud miliknya.
Waktu pun berjalan, dan semuanya berjalan dengan normal.
Sampai, setahun kemudian, Kaelin mendapat laporan dari departemen keuangan bahwa data-data keuangan seperti telah diretas. Yaitu terdapat beberapa transaksi keuangan yang hilang dan dengan nominal selisih yang tinggi.
Kealin diminta untuk membantu memeriksa segala pengeluaran dan pemasukan universitas. Mencocokkan serta menelusuri pembelanjaan dan pemasukan aliran dana. Apakah benar, sistem keuangan mereka telah diretas.
Ternyata, Kealin tidak menemukan jejak-jejak cracking atau pun hacking di sistem. Semua akibat update dan delete manual yang terecord di cloud tersembunyi atas nama akun Prof. Elwes. Data keuangan memang telah di rubah, namun dia tidak menemukan adanya transaksi ke rekening pribadi Prof. Elwes.
Ketika Prof. Elwes dikonfirmasi oleh Kealin bersama karyawan keuangan lainnya, "Catatan aliran dana tersebut diubah hanya untuk sementara, untuk ditampilkan asessor saja" dalihnya. Yang akan diperbaiki oleh Prof Elwes sendiri ketika monitoring sudah selesai.
Kealin menyadari jika hal itu mungkin saja terjadi. Tetapi, saat itu dia memutuskan untuk diam terlebih dahulu. "Siapa tahu Prof. Elwes berkata jujur" pikirnya.
Kealin juga tidak ingin bertindak gegabah, jika memang Prof. Elwes korupsi, pasti beliau tidak sendiri, pasti ada orang-orang yang terlibat di dalamnya, yang bisa siapa saja.
Hari-hari pun berlanjut. Kealin penuh kecurigaan terhadap siapa pun.
Begitu juga dengan rekan-rekan kerja lainnya, "Pasti mereka juga curiga kepadaku" pikir Kealin.
Sampai suatu hari, perhitungan keuangan telah kembali kesedia kala.
Kealin mencocokkan nominal akhir baik di sistem keuangan universitas, dengan di cloud tersembunyi miliknya, memiliki jumlah akhir yang sama.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kealin kepada dirinya sendiri.
Justru yang berbeda adalah nominal uang di rekening kampus. Terdapat selisih hingga minus 53 juta.
Prof. Elwes pun memanggil Kealin, dan mengumpulkannya bersama kepala departemen keuangan dan kepala-kepala departemen lain.
Di ruangan rapat, suasana tegang pun menyelimuti.
Kaelin memilih duduk di pojok. Entah mengapa dia merasa terintimidasi.
Begitu datang, Prof. Elwes langsung memulai pertemuan, dan berkata-kata dengan nada serius. "Saya telah menemukan bahwa terdapat selisih keuangan sebesar 53 juta," kata Prof. Elwes, "Bukankah begitu, Kealin?"
Kealin terkejut, dia hanya bisa mengangguk, dan disaksikan banyak orang
"Dan saya telah membuktikan jika ini bukanlah kesalahan teknis, melainkan tindakan yang disengaja. Dan mungkin nominalnya lebih banyak lagi" kata Prof. Elwes dengan tegas, "Saya ingin segera ditemukan siapa pencuri itu!"
Prof. Elwes meninggalkan ruangan. Dan tampak, bukan hanya ke Kealin, semua orang curiga ke kepala departemen keuangan setelah itu.
Tidak berapa lama kemudian, bukan kepala departemen keuangan, melainkan salah satu karyawan departemen keuangan yang bernama Sarah, ditangkap BPK atas tuduhan penggelapan uang universitas.
"Jadi, Bapak sudah tahu dari awal bahwa ada korupsi di universitas?" tanya Kealin kepada Prof. Elwes setelah selesai di suatu rapat.
Prof. Elwes mengangguk. "Ya, saya sudah curiga sejak lama. Tapi saya tidak memiliki bukti yang cukup. Itulah mengapa saya meminta bantuanmu untuk membuat akses keuangan yang bisa diubah."
Kealin salut dengan kepintaran Prof. Elwes.
Ternyata, akun yang diberikan Kealin, digunakan untuk menjebak koruptor tanpa sepengetahuannya. "Mungkin beliau juga tidak percaya kepadaku pada awalnya" dugaan Kealin.
Setelah itu, Kealin dan Prof. Elwes bekerja sama untuk memulihkan keuangan universitas dan meningkatkan sistem keamanan untuk mencegah korupsi di masa depan.
Dan Kealin belajar, bahwa kadang-kadang diperlukan cara yang terlihat buruk, untuk mencapai tujuan yang baik.
Comments
Post a Comment