Terdampar di Waduk

Lila tinggal di desa bersama keluarganya.

Karena suatu kesalah-pahaman dengan ayahnya, Lila memutuskan untuk pergi dari rumah, mencari tempat untuk menyendiri.

Saat itu, matahari sudah mulai terbenam.

Lila berjalan menuju waduk yang terletak beberapa kilometer dari desanya.

Saat tiba di waduk, dia menyadari bahwa telah terlalu larut untuk kembali ke rumah. Yang ditambah keegoisannya tidak merasa bersalah, Lila memutuskan untuk bermalam di gubuk kecil tepi waduk, menunggu datangnya pagi.

Beda dari biasanya, malam itu sangat sunyi. Muda-mudi yang biasa datang berpacaran di waduk, tidak muncul satu pun. Bapak-bapak yang konon suka mancing sampai pagi pun, hanya datang beberapa, dan sebentar pulang. Lila mulai merasa takut dan sendirian, dia bertanya-tanya apakah keluarganya sudah menyadari kepergiannya dan sedang mencari.

Saat Lila mulai terlelap, dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat di luar gubuk. Sempat dia berpikir, itu mungkin ayahnya yang datang untuk menjemput. Namun, saat dia membuka mata, Lila tidak melihat siapapun.

Lila semakin merasa takut dan memutuskan untuk berlari, mencari tempat yang lebih aman.

Tetapi, saat dia berlari, tiba-tiba, Lila mendengar suara panggilan namanya, "Lila... Lila...", suara yang lembut dan sayang, seperti suara ibunya.

Lila pun berhenti dan memanggil balik, "Ibu!". Namun tidak ada jawaban. Suara itu malah menghilang, meninggalkan Lila dalam kebingungan dan ketakutan.

Esok paginya, penduduk desa menemukan Lila terbaring di tepi waduk, pingsan dan lemah. Dan mereka membawanya kembali ke rumahnya.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Cerita Hantu Berantai episode II: Kantor

Dibangkitkan sebagai Pezina

Si John Thor

Dianggap Orang Udik

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Antara Karma dan Nasib