Perampok Bersepeda
Hari itu, matahari bersinar cerah. Orang-orang berlalu-lalang dengan aktivitasnya masing-masing, tidak menyadari bahwa sesuatu kejahatan akan terjadi.
Di sebuah bank dipinggir kota, Hadi, seorang pria berpakaian sederhana dan memakai topi, masuk ke dalam bank dengan tenang, mengeluarkan senjata dan memerintahkan semua orang untuk berbaring di lantai. Termasuk Satpam, sesuai dugaan Hadi, kali itu adalah giliran seorang Satpam perempuan.
Lalu dengan cepat dan efisien, dia mengumpulkan uang dari teller dan memasukkannya ke dalam tas yang dia bawa.
Kurang dari lima menit, Hadi sudah keluar dari bank dan melompat ke atas sepeda yang diparkir di dekat situ.
Sepeda itu adalah sebuah sepeda bermerek, dengan sebuah keranjang di depan kemudinya.
Hadi pun segera mengayuh meninggalkan bank.
Tidak lama kemudian, Polisi menerima laporan dan mulai mengejar Hadi.
Tetapi karena Hadi telah menyiapkan rute yang rumit, melewati jalan-jalan sempit dan gang-gang kecil, menghindari jalan utama, Hadi dapat mengelak dari kejaran Polisi itu dengan sepedanya.
Sepeda Hadi terbukti sangat berguna, memungkinkan dia dengan mudah melewati tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh kendaraan Polisi, bahkan untuk naik turun tangga.
Setelah beberapa belas menit bersepeda, Hadi tiba di sebuah sungai besar di pinggiran kota.
Dengan cepat, dia membuang sepedanya itu ke sungai. Lalu dengan menenteng tasnya yang berisi uang, Hadi berjalan santai memasuki pasar tradisional dan melebur di sana.
Sistem keamanan bank yang masih tingkat menengah dan tata kota yang amburadul, menjadikan Hadi, salah satu perampok bank yang berhasil, menggunakan sepeda untuk melarikan diri.
Comments
Post a Comment