Koridor Asrama
Liburan semester membuat sebagian besar siswa-siswi penghuni asrama sekolah pulang ke rumah masing-masing. Susana asrama menjadi sepi, namun tertinggal Rini yang masih harus menunggu dua malam lagi, sampai orang tuanya menjemputnya.
Rini adalah siswi yang pemberani, dia tidak takut sendirian di asrama.
Namun, tanpa disadarinya, sesuatu sedang merencanakan untuk Rini.
Saat berjalan sendirian di koridor, Rini selalu mendapati sesuatu yang tidak beres.
Suara-suara aneh terdengar, seperti suara langkah kaki, decitan lantai, bisikan, dan tangisan, namun tidak ada orang yang terlihat.
Rini selalu mengabaikannya. Tetapi hari itu semakin keras dan jelas, yang membuat Rini takut dan bingung.
"Plok!" suara sesuatu jatuh dari atas lemari, tepat disamping kaki kiri Rini.
Rini kaget, dan itu ternyata sebuah buku catatan, yang berisi tulisan berbahasa Belanda.
Anehnya, meskipun Rini tidak bisa berbahasa Belanda, dia dapat mengerti dan mengetahui jika itu buku harian.
Rini membawa buku itu ke kamar. Dan tertulis di salah satu halamannya,
20 Februari 1942. Aku masih tidak bisa percaya apa yang sedang terjadi. Jepang telah mengambil alih rumah sakit dan kami harus pergi meninggalkan negara ini.
Padahal di sekolah ini, masih banyak pasien yang terluka parah.
Aku ingin membantu, tapi aku tidak bisa.
Tulisan itu membuat Rini menjadi penasaran tentang asal kejadian-kejadian aneh di koridor.
Rini memutuskan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang asrama melalui internet dan bertanya kepada Pak Paijo, tukang kebun sekolah.
Oleh desakan Rini dan janji akan di traktir Bakso, dengan terpaksa Pak Paijo menceritakan bahwa bangunan asrama dulunya sempat digunakan sebagai tempat pengungsi korban bencana gempa tahun 1942.
Rini pun mengerti jika koridor di mana kamar Rini berada, ternyata adalah tempat penanganan medis korban-korban bencana.
Sedangkan buku harian yang dibawa Rini, adalah milik seorang perawat Belanda, yang ditugaskan pemerintah Hindia-Belanda kala itu.
Rini merasa sedih dan terharu saat mengetahui kebenaran tersebut. Dan yang membuatnya menangis, di salah satu halaman lain terdapat tulisan "Ik hou van dit land".
Comments
Post a Comment