Hantu Bis Kampus

Fitri duduk sendirian di dalam bis kampus, menatap jendela yang memantulkan cahaya matahari senja. Bis melaju pelan-pelan, melewati bangunan-bangunan kampus yang tampak sepi.

Tiba-tiba, dia merasa ada sesuatu yang aneh. Udara terasa dingin dan berat, seperti ada seseorang yang mengawasinya. Fitri menoleh ke kanan, dan itu adalah saat pertama kali dia melihat Dira.

Arwah Dira duduk di sebelahnya, dengan wajah yang pucat dan mata yang kosong. Rambutnya terurai, seperti telah tercabut dari akarnya. Baju putihnya tampak kotor dan robek, seperti telah digunakan untuk berjuang melawan kematian.

Fitri merasa nafasnya terhenti ketika Dira memandanginya dengan mata yang dingin dan tak bercahaya. Dia tidak bisa berbicara, tidak bisa bergerak. Hanya bisa menatap Dira dengan rasa takut yang mendalam.

"Aku tidak bisa pergi," kata Dira, suaranya seperti angin yang berhembus pelan. "Aku masih terjebak di sini, karena skripsiku belum selesai."

Fitri merasa seperti sedang mendengar kalimat yang tidak masuk akal. Dia merasa bahwa Dira membutuhkan bantuan.

Fitri pun melakukan penyelidikan, tentang apa sebenarnya yang terjadi dengan Dira.

Fitri menemukan jika Dira adalah seorang mahasiswi yang memiliki masalah dengan integritas akademik. Dia sering kali terlibat dalam skandal akademik, seperti mencontek saat ujian semester.

Dan masalah terbesar Dira adalah skripsinya. Seberapa pun keras dia mencoba dan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun, Dira tetap tidak bisa menyelesaikannya.

Konon, suatu hari saat Dira saat sedang berjalan-jalan di kampus, Dira teringat tentang sebuah peraturan rektor yang menyebutkan bahwa siapapun mahasiswa yang meninggal ditabrak bis kampus akan diluluskan secara otomatis.

Dira merasa bahwa ini adalah satu-satunya cara baginya untuk lulus. Tanpa pikir panjang, Dira melompat dan menabrakkan diri ke bis kampus yang sedang melaju ke arahnya.

Tetapi, ternyata Dira tetap tidak dinyatakan lulus oleh pihak universitas.

"Seharusnya Dira lulus, tapi mengapa arwahnya masih terjebak di bis kampus yang menabraknya?" pikir Fitri.

Fitri pun menemui Pak Rudi, dosen pembimbing skripsi Dira semasa hidup. Kata Pak Rudi, draft naskah skripsi Dira yang diserahkan kepadanya, selalu memiliki score Turnitin di atas 62%, yang berarti sebagian besar isi skripsinya berpotensi plagiat.

"Tentu, saya tidak bisa mempertaruhkan reputasi kampus dan saya sendiri, dengan meluluskan mahasiswa seperti ini!" ujar Pak Rudi.

Padahal, Pak Rudi sudah menurunkan standar capaian hasil penelitian Dira.

Mendengar penjelasan Pak Rudi, Fitri tidak bisa berkata apa-apa. Fitri pun pamit dengan membawa seluruh draft tulisan Dira yang diberikan Pak Rudi.

Fitri juga kecewa, dengan melakukan cek Similarity sendiri, terbukti tulisan Dira terindikasi plagiat.

Lalu, beberapa hari kemudian, hal yang sama terjadi, Dira tiba-tiba muncul disamping Fitri ketika menaiki bis.

Kali ini, Fitri bukannya takut, dia malah mengumpat "Makanya jangan bodoh-bodoh jadi mahasiswa!", sambil menjontorkan kepala Dira.

Sebelum menghilang, Dira berkata sambil memelas "Kamu kok gitu, Sis".

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah ketidak-sengajaan penulis untuk jalannya cerita. Dan Blog ini adalah bagian dari Usaha di bawah nama branding Edugameapp yang menyediakan layanan berupa cerita pendek bergenre umum, humor dan horor yang diperuntukkan untuk pengguna internet dewasa.

Popular posts from this blog

Cerita Hantu Berantai episode I: Kampung

Cerita Hantu Berantai episode III: Kontrakan

Dibalik Naiknya Belanja Sri

Kisah Horor: Panggilan Ayah

Antara Karma dan Nasib

Sahur Sendiri bersama Kunti

Cerita Hantu Berantai episode II: Kantor

Dibangkitkan sebagai Pezina