Sepuluh Cerita Lucu Episode Satu

1. Ngobrol Hantu

Di sebuah taman yang instagramable di suatu universitas di Malang, terdapat tiga mahasiswi yang mengobrol dan sedang istirahat menunggu jam mata kuliah selanjutnya.

Tiba-tiba, salah satu dari mereka memulai obrolan mengenai hantu.

"Kalian tahu tidak, katanya di pohon beringin itu, ada hantu mahasiswi yang mukanya hancur karena di siram pakai lem serbaguna" kata Mahasiswa Pertama.

"Itu sih semua mahasiswa sudah tahu, yang nyiram mantan pacarnya kan" sahut Mahasiswi Kedua, "Tuh yang di depan pintu gerbang tuh, ada hantu kakek-kakek yang tubuhnya hancur di tabrak truk Pertamina" tambahnya.

Tak ingin kalah, Mahasiswi Ketiga langsung menyahut "Eh iya... tapi susst..., di taman ini juga katanya juga ada hantu mahasiswi yang sering nongol lo. Terutama ketika ada yang membicarakannya!" sambil berbisik.

Mahasiswi Keempat berkata "Kalian tahu juga cerita tentang saya".

Langsung ketiga mahasiswi itu berpencar lari terbirit-birit ketakutan.

2. Kenteng Jam Dua

Malam itu, Rudi pulang kemalaman, sebab ada acara ulang tahun salah satu pelanggan di restoran tempat dia bekerja.

Di gang dekat kuburan, Rudi berpapasan dengan petugas Kenteng, sambil memukul kenteng dan berteriak "teng..teng..teng... jam dua.. jam dua!.. pastikan kunci pintu dan jendela!".

Menyadari masih jam satu, Rudi menghampiri Bapak-bapak itu dan berkata " Pak, ini masih jam satu", sambil menunjukkan jam ditangannya.

Bapak itu malah meringis sampai membuat Rudi merinding dan berkata "Maaf Dek, jam Bapak WITA".

3. Pencuri bilang Maling

Saiful, Roni, Anshori dan Bambang sedang mendapat tugas jaga di pos kampling.

Ketika sedang asyik-asyiknya main Ular Tangga, tiba-tiba seorang pemuda yang mengaku temannya Rudi, menghampiri mereka sambil terengah-engah "Maling Pak, Maling!" sambil menunjuk ke arah rumah Pak Haji Triplek.

Tanpa berpikir panjang, keempat warga kampung itu melompat, tak lupa mengambil pentungan dan berlari ke arah rumah Pak Haji.

Sampai di depan rumah Pak Haji, mereka tidak mendapati apapun.

Setelah memastikan aman, mereka pun kembali ke pos kampling dan kaget, barang-barang yang mereka tinggal di pos kampling raib, termasuk smartphone Saiful yang baru.

"Aseeem!" seru Bambang.

4. Cek kesehatan

Sebuah keluarga diwajibkan isolasi mandiri, karena salah satu anggota keluarganya positif Swab Test.

Masuk hari ke-12, dua orang sales bertamu menawarkan jasa cek kesehatan.

Awalnya, sang Nenek keluarga itu menganggap mereka petugas dari PUSKESMAS.

Tetapi setelah sang Suami diberi selembar brosur jasa cek kesehatan, yang berkop dari perusahaan swasta, sang Suami tahu jika mereka sedang bekerja untuk mencari uang.

Sang Suami bertanya "Mbak dan Mas bukan dari PUSKESMAS ya?".

si Mbak sales menjawab "Bukan!".

"Ooo.. makanya Mbaknya tidak tahu, kalau kami masih masa isolasi. Ini istri saya hasil Swab Testnya positif kemarin" jelas sang Suami.

Dengan sedikit kaget, si Mbak sales menjawab "Wah.. kalau gitu saya jadi takut juga ini". Yang tidak lama kemudian, kedua sales itu pun berpamitan dan pergi.

Sang Istri yang tahu suaminya tidak suka dengan sales-sales seperti itu, langsung tertawa dan berkata "Padahal, tadi aku penasaran, cara Mas ngusir mereka bagaimana".

Jawab suami "Ternyata ada gunanya juga di diagnosa Swab Positif".

Sebab keluarga itu merasa selalu diperalat oknum tenaga medis, dianggap sebagai pasien COVID hanya karena Swab positif.

5. Pacar baru

Seorang Istri dicerai mati oleh suaminya dan tidak mempunyai anak.

Karena si Istri masih berusia kepala tiga, setelah setahun sendirian, akhirnya dia mempunyai pacar baru.

Meskipun sudah memiliki calon pengganti tersebut, si Istri masih selalu sedih, sampai meneteskan air mata, teringat dengan mendiang suaminya.

Mengetahui hal itu, pada suatu malam, arwah suami menghampiri dan menyapa.

"Tok..tok..tok" suara arwah suami mengetuk pintu dapur.

"Siapa?" tanya istri.

"Ini aku, mendiang suamimu".

"Dunia kita sudah berbeda, tolong pergilah, jangan ganggu aku lagi" kata istri.

Karena sang Mendiang suami ingin menyampaikan pesan "Tolonglah istriku, bukalah pintu, sebentar saja" pinta arwah suami.

Entah, mungkin karena masih cinta, akhirnya sang Istri bersedia membukakan pintu.

Arwah suami berkata "Cie..cie.. Pacar baru nih ye..".

Yang membuat Istri kesal dan melempar cobek.

6. Bantuan Dukun

Pak Soma berniat pergi ke dukun agar pencalonan PILKADA anaknya sukses.

Malam-malam jam 12, dia pergi ke alamat dukun yang dia dapat dari temannya.

Bersama asistennya, begitu sampai, Pak Soma langsung mengutarakan niatnya dan dengan kata penutup "Mbah minta berapa pun, yang penting usahakan anak saya menang".

Tanpa basa-basi, si Mbah meminta uang sebesar 10 juta sebagai mahar dan berjanji akan mengusahakan anak Pak Soma terpilih.

Setelah uang diberikan, "Oh ya, anaknya nomor berapa?" tanya si Mbah dukun.

"Paslon nomor dua Mbah!" jawab Pak Soma.

Karena penasaran, sambil beranjak pamit, Pak
Soma bertanya, "Kalau boleh tahu, Mbah nanti pakai ilmu apa? Pelet, santet, susuk atau apa Mbah?".

"Nyoblos" jawab si Mbah dukun.

Pak Soma dan asistennya melongo, tidak mengerti.

"Bukannya kalian minta, mbah nyoblos nomor dua?" tambah penjelasan Mbah dukun.

7. Guru Matematika

Dikarenakan mules, Pak Hamim guru Matematika SMA, meninggalkan kelas yang dia ajar dengan tugas.

Begitu kembali, Pak Hamim kaget. Pasalnya kelas yang dia tinggalkan tadi kosong.

Setelah mencari-cari, Pak Hamim menemukan siswa-siswanya ternyata di perpustakaan.

"Aldi, kemari!" panggil Pak Hamim ke ketua kelas ketika masuk ke perpustakaan. "Aldi, bagaimana kalian bisa di sini?" tanyanya.

"Maaf Pak. Tadi Pak KEPSEK masuk ke kelas, dan kami disuruh belajar di sini katanya" jawab Aldi.

"Pak Samudji?" tanya Pak Hamim memperjelas.

"Benar Pak" jawab Aldi.

Setelah terdiam, Pak Hamim mengajak siswa-siswa kembali ke kelas.

Sebenarnya Pak Hamim sedikit merinding, sebab Pak Samudji, KEPSEK mereka kena stroke, dan hari itu beliau masih ada di rumah sakit.

8. Surat Hibah

Suatu sore, karena ada program pemutihan sertifikat tanah, Pak Hamid yang perangkat desa, di datangi Bu Somah yang ingin memberikan tanah yang dimilikinya ke anak angkatnya.

Setelah menyerahkan KTP dan surat hibah, Bu Somah sesegera pergi, "Sudah di jemput" katanya.

Sebenarnya Pak Hamid ingin meminta Bu Somah datang ke kantor desa besok pagi, untuk mengurus berkas-berkas yang lain.

Namun kerena Bu Somah terlanjur pergi, Pak Hamid memutuskan besok mampir ke rumah Bu Somah, sebelum datang ke kantor.

Alangkah terkejutnya Pak Hamid, ba'da Maghrib, suara pengeras masjid desa mengabarkan tentang meninggalnya Bu Somah.

Dalam takziyahnya, anak angkat Bu Somah menceritakan kepada Pak Hamid, jika Bu Somah telah jatuh sakit, dan tiga hari menginap di rumah sakit, sebelum meninggal.

9. Shooting Sinetron

Sebuah kegiatan shooting sinetron, selalu diganggu oleh kegiatan makhluk-makhluk halus, seperti hilangnya alat-alat shooting, adanya penampakan, kru yang kesurupan, dan lain sebagainya.

Padahal sinetron itu tidak bertema horor, malah menceritakan anak-anak geng motor yang manja dan maskulin, dan berjudul "Anak-anak Mama".

Sutradara pun sampai hilang akal, meskipun telah berpindah-pindah tempat dan mendatangkan dukun, tetapi gangguan makhluk halus tetap saja ada.

Sampai akhirnya sutradara mendatangkan Kyai. Yang mana Kyai itu melakukan kontak batin dengan para makhluk-makhluk halus.

Dan terkuak, hasil diskuai sang Kyai, makhluk-makhluk halus itu yang ternyata jin muslim, sakit hati dan sengaja mengganggu jalannya shooting, karena sutradara memerintahkan seluruh aktor dan aktris, baik yang non muslim, dalam aktingnya selalu berucap salam, hanya agar sinetronnya tidak di banned KPI.

"Buat sinetron kok memberi contoh yang alay buat generasi bangsa" kata salah satu jin.

Sehingga mulai saat itu, sutradara pun menyudahi episode sinetronnya itu, dan menggantinya dengan program acara "Suara dari Dunia Lain", yang di isi oleh sang Kyai yang telah menolongnya tersebut.

10. Penjual Es

"Tu..la..lit...3x" suara penjual es keliling.

Tidak biasanya, hari itu mendung, sampai hari terlihat akan maghrib.

Tiba-tiba, dari arah kuburan, tiga anak kecil memanggil penjual es itu sambil terkikik-kikik "Hi..hi..hi..".

Sang penjual es sebenarnya merasa ada yang tidak beres dengan ketiga anak itu.

Tetapi kebutuhan barang dagangannya laku, membuat dia tetap melayani.

Dan benar, ketiga anak itu membayar dengan batu.

Setelah berlalu, sang Penjual es berdoa "Ya Tuhan semoga ini menjadi amal sedekahku".

Begitu akan melanjutkan berdagangnya, begitu menstarter sepeda, muncul hantu Kunti berkata "Maaf Bang, itu tadi anak-anak saya, ini uangnya".

Sang Penjual sempat kaget, dan melihat sang Hantu Kunti menyodorkan uang lima puluh ribuan, penjual es berkata "Sudahlah Mbak, uang itu juga pasti aslinya daun kan?".

"Jleb.." hati Kunti seperti tertusuk. dan akhirnya sang Kunti pun malu, nyengir menghilang.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Antara Karma dan Nasib

Si John Thor

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Hantu Jembatan Universitas