Sepuluh Cerita Lucu Episode Dua

1. Dompet ketuker

Dua hantu bertemu dan ngobrol di atas batu nisan mereka, yang berdekatan.

"Hai bro, bagaimana kamu mati?" tanya hantu pertama.

"Aku mati karena nabrak Polisi bro, waktu dia mau tilang aku" jawab hantu kedua menceritakan tentang kematiannya saat operasi Zebra.

"Bagaimana bisa, kamu yang nabrak, tetapi malah kamu yang mati?" sambung pertanyaan hantu kedua.

”Aku ditembak sama Polisi lain bro, yang menganggapku melakukan percobaan pembunuhan".

"Ooo.. Terus kenapa kamu nabrak Polisi itu?"

"Karena dia berterima kasih telah mengembalikan dompetnya katanya" jawab hantu kedua.

Hantu pertama bingung. Garuk-garuk kepala.

"Dompet yang aku bawa dari rumah, ternyata milik Polisi itu" jelas hantu kedua.

Pekerjaannya yang sopir semasa hidupnya, membuat istri hantu kedua sering sendiri di rumah.

2. Keyakinan

"Tak kusangka bro, usia pernikahanmu begitu pendek" bela sungkawa Toni, terhadap Andi yang menikah hanya dalam hitungan hari.

"Memang kalau masalah keyakinan, sulit bro" kata Andi.

"Bukankah kalian beragama sama? Pacaran pun juga tidak dalam hitungan hari?" tanya kembali Toni.

Sambil bermuka sedih, Andi menjawab "Mau bagaimana lagi bro. Selama ini istriku berkeyakinan, kalau dia cewek".

3. Pemusik

Karena sering memainkan musik dengan keras, Pak RT mendatangi Sapri untuk menyampaikan keluhan para tetangga.

Setelah berdiskusi cukup lama, Sapri malah meminta Pak RT menyediakan tempat, agar dia bisa latihan dan para tetangga tidak terganggu.

Sapri yakin bahwa dirinya akan jadi bintang suatu hari kelak, dan membawa nama desa menjadi terkenal.

Melihat keyakinan itu, Pak RT mengambil kebijakan, meminta Sapri membuat konten online karya musiknya sendiri, dan akan di upload ke channel Youtube desa.

Sapri pun bersemangat.

Setelah beberapa kali terkena pelanggaran hak cipta, karena Sapri membuat konten dengan meng-cover lagu milik artis-artis yang sudah terkenal, akhirnya satu konten Sapri yang berisi lagu ciptaan dia sendiri dapat online di channel Youtube desa.

Kemudian Pak RT dan Sapri yang disaksikan beberapa warga, membuat perjanjian hitam di atas putih, yang berbunyi "Jika mendapat satu juta like dalam kurun waktu satu tahun, desa akan membuatkan Sapri studio rekaman. Jika sebaliknya, maka Sapri harus bersedia diusir dari kampung".

Waktu pun berlalu. Sapri tetap seringkali mengganggu tetangga dengan musik kerasnya.

Satu tahun kemudian, ternyata lagu ciptaan Sapri viral, hampir mendapat satu juta dislike. Dan hanya mendapatkan 100 like saja, itu pun dari teman-teman band-nya.

Tidak hanya malu, nyali Sapri menciut menyadari jika tanpa meng-cover lagu-lagu artis terkenal, dia bukanlah apa-apa.

Akhirnya, sesuai perjanjian, Sapri harus bersedia diusir dari desa, dengan Pak RT membeli rumahnya dengan hanya separuh harga, dan dengan uang Kas desa

Usut punya usut, uang yang digunakan Pak RT untuk membeli rumah Sapri adalah uang pendapatan iklan Adsense untuk Youtube.

Di mana viralnya lagu Sapri, sebagai lagu terjelek versi Netizen, membuat channel Youtube desa naik jumlah traffic dan pendapatan iklannya.

4. Dua hantu hitam

Samin tidak percaya dengan pernyataan bahwa hantu itu suka menyelinap di sela-sela keramaian. Terutama tempat yang ramai pada siangnya, dan sepi saat malamnya.

Seperti di pabrik, diskotik, konser dangdut, ronda malam, sekolahan, mall, dan lain sebagainya.

Sampai pada suatu malam hari, jam 12 malam, ketika anaknya yang masih bayi sedang sakit, dan Samin mengantarkan anaknya berjalan kaki ke bidan dengan menggendongnya. Di tengah perjalanan, Samin melihat dua sosok hitam dengan mata bersinar, di antara anak-anak muda, usia sekolah yang sedang berkumpul, bermain game online dengan smartphone mereka.

Karena pikiran Samin kebingungan terhadap kondisi anaknya, dia mengabaikan hal tersebut.

Dan ketika kembali dari bidan, di kumpulan anak-anak muda yang sama, Samin masih melihat dua sosok hantu hitam itu. Yang bedanya kali ini, tatapan kedua hantu itu mengikuti arah Samin berjalan.

Dengan sedikit merinding, Samin berkata "Dik! segera pulang aja Dik" kepada anak-anak muda yang ada di situ.

Tetapi tidak ada satu pun menjawab, anak-anak tetap asyik bermain gadget, dan Samin pun membiarkan dua hantu itu menemani mereka.

5. Emak-emak Arisan

Sekumpulan emak-emak mengadakan arisan.

Kali itu bertempat di rumah Mak Diyah.

Mak Selvie, Mak Siska, Mak Kuni, Mak Cis, dan Mak Asih datang tepat waktu. Sedangkan Mak Evy datang tepat sebelum hujan lebat turun.

Acara arisan pun berjalan seperti biasa, dengan porsi lima menit untuk pengocokan arisan, selebihnya bergosip dan saling pamer kekayaan dari masing-masing anggota.

Emak-emak lain terkagum-kagum dengan perhiasan yang dibawa Mak Evy, pasalnya bentuk dan ukirannya bernuansa kerajaan.

Ketika ditanya, Mak Evy menjawab "Perhiasan ini milik raja Majapahit".

Begitu hujan reda, Mak Evy cepat-cepat pamitan pulang.

Dan tak lama ketika emak-emak lain menyusul pulang, Mak Evy justru datang dengan basah kuyub dan berkata "Maaf ya Jeng! Saya dateng telat, tadi mobil saya mogok dan ini dianterin ojek online tadi".

6. Kembaran

Begitu Pak To merasakan ada yang naik di boncengan, dia langsung meluncur, menarik gas sepeda motornya.

Begitu sampai, masih di atas sepeda motor, ibu mertuanya bilang "Dateng sama siapa To?".

"Sama istri Mak" jawab Pak To dengan santai.

Ketika menoleh ke belakang dan mendapati boncengannya kosong, "Loh, sebentar Mak!" seru Pak To sembari memutar balik motor Astrea tak berplat nomornya, kembali menuju rumah. Menyadari istrinya ketinggalan.

Sesampainya di dekat rumah, Pak To melihat istrinya berdiri di pinggir jalan, dengan panjang mulut satu meter.

"Wah, di omelin ini pasti" pikir Pak To.

"Haji Kopok, istri di tinggal begitu aja, di panggil-panggil nylonong terus..." omelan istri Pak To.

Karena berulang kali terjadi, Pak To berinisiatif mengajak istrinya bertemu guru ngajinya.

Setelah dilihat, ternyata istri Pak To diikuti oleh seorang bangsa jin, yang mirip dengan dirinya.

Dan sebenarnya jin itu sering menampakkan ke Pak To, cuma Pak To saja yang tidak menyadari.

7. Mati Syahid

Sukaji menyukai Ponimah.

Selama dua tahun, Sukaji memendam rasa itu dan hampir setiap melihat Ponimah, mulut Sukaji meminta kepada Allah SWT untuk menjadikannya istri di kemudian hari.

Sampai pada suatu saat, Sukaji berusaha mengutarakan isi hatinya.

Karena kurang tajir, Sukaji ditolak.

Meskipun lima tahun kemudian Sukaji menikahi Tuminem, Sukaji masih terngiang-ngiang Ponimah, bukan ingin menikahinya, tetapi ingin balas dendam atas sakit hati penolakannya.

"Kalau sampai suaminya lebih jelek dari aku, awas, tak ketawain mentah-mentah" ancam Sukaji dalam hati.

Tidak di sangka, takdir berkata lain. Ketika bekerja mencari nafkah untuk istri dan anaknya, Sukaji mengalami kecelakaan, meninggal, dan mati syahid.

Ketika akan masuk surga, seorang malaikat berkata "Sukari, karena kamu mati syahid, sebutkan siapa saja orang yang ingin kamu beri syafaat?".

Tidak tahu kenapa, Ponimah terlintas di benak Sukari menjadi salah satu orang yang dia beri syafaat.

Dan karena Ponimah menjadi ahli neraka dan di alam dunia ternyata tidak menikah, sebab terlalu pilih-pilih cowok, berkat syafaat Sukari, Ponimah masuk surga dan dinikahkan menjadi bidadari Sukari, urutan setelah Tuminem.

8. Tetangga Kubur

Seorang suami yang penyabar, berada dalam kondisi antara sedih dan senang.

Pasalnya, sang Suami sedih karena di tinggal mati istri yang sangat dicintainya, dan merasa senang, karena mulai hari itu sudah tidak ada yang mengomelinya lagi.

Dalam kesendiriannya, di malam ke tujuh harian meninggalnya sang istri, ketika termenung sendiri di teras rumah, sang Suami dijenguk oleh sesosok hantu, yang berdiri di samping pintu pagar dalam bentuk pocong.

Bukan hantu istrinya, melainkan hantu seorang lelaki yang berumur sebaya dengannya.

Sang Suami mendekat dan bertanya "Siapa kau?"

"Aku orang yang dikubur di samping makam istrimu".

"Lantas, kenapa kamu kemari?" tanya kembali sang Suami.

"Tolonglah aku,... aku sudah tidak betah dengan omelan istrimu".

9. Malam Tahun Baru

Sambil makan di warung, "Aku heran, kenapa anak-anak muda itu malah senang dengan tahun baru, padahal seharusnya prihatin, karena itu sebagai tanda bahwa waktu kesempatan hidup mereka berkurang" kata Gimin.

"Halah.. tidak usah terlalu serius memikirkannya, lebih baik kita pikirkan urusan kita sendiri" jawab Irfan.

"Lah bagaimana tidak dipikirkan, wong pekerjaan kita loh tukang sapu, setiap habis acara tahun baruan pekerjaan kita malah nambah, tambah banyak sampah, meski kerja dihitung lembur" cletuk Gimin.

10. Nikahan Mantan

Somad datang ke acara nikahan mantan.

Hari itu, terhitung sudah lima tahun Somad ditinggal pergi. Alasannya hanya karena Somad kurang kaya dan si Mantan ingin cari yang lebih ganteng pula.

Ketika Somad hendak mengucapkan selamat di pelaminan, tampak si Mempelai Wanita cemberut dan berkata "Ngapain kamu datang-datang kemari, lagian kamu tak kuundang?".

Dengan sopan Somad menjawab "Memang aku tidak kamu undang, tetapi suami mu ini rekan kerjaku di kantor".

Yang ternyata Somad dan suami si Mantannya itu sama-sama bekerja sebagai Cleaning Service.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Antara Karma dan Nasib

Si John Thor

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Hantu Jembatan Universitas