Sepuluh Cerita Pendek Hantu Lucu

Kakek Pencangkul

Dimalam yang sunyi senyap, dari arah kuburan, muncul seorang yang tua renta berjalan kearahku.

Semakin lama, semakin mendekat, dan terlihat dia membawa cangkul.

Namun, saat dia telah berjarak beberapa langkah dariku, dia malah berbalik lari sambil berteriak, "POCONG!!!".

Aku pun hanya bisa tersenyum meringis.

Pedagang Sate

Ketika seorang pedagang sate lewat sebuah villa berlantai dua. Tiba-tiba seorang satpam memanggilnya "Sate Bang!".

Kemudian pedagang sate itu pun meracik sate sesuai pesanan satpam.

Melihat sate hampir siap, si Satpam berkata "Sebentar Bang, saya panggilkan Nyonya" dan dia masuk menuju villa, serta membiarkan pintu gerbang terbuka.

Tidak lama kemudian, karena tak kunjung keluar, akhirnya pedagang sate berinisiatif mengantarkan masuk pesanan ke villa itu.

Bukannya seorang Nyonya, seorang nenek-nenek menemui pedagang itu dan berkata "Maaf Mas, saya tidak pesan sate, dan KAMI TIDAK PUNYA SATPAM".

Lapar Tengah Malam

Samsul terbangun jam 12 malam dari tidurnya.

Merasa lapar, dia membangunkan Jono dan mengajaknya ke warung nasi goreng dekat proyek perumahan, tempat mereka bekerja.

Merasa amat lapar, Samsul berjalan kaki lebih cepat, beberapa langkah di depan Jono.

Begitu sampai di warung, Samsul kaget, menemukan Jono dan teman-teman kuli lainnya telah disana dan selesai makan.

Ketika Samsul menoleh ke belakang, melihat siapa Jono yang diajaknya tadi, tampak sesosok kakek-kakek berkulit putih pucat, sedang berdiri menatapnya dari kejauhan, sambil meringis ompong.

Penghuni Baru

Sepasang pengantin baru membeli rumah secara kredit, di suatu perumahan yang tidak laku di ujung desa.

Karena masih banyak yang belum ditinggali, bahkan belum dibangun, sehingga perumahan itu masih sepi penghuni.

Merasa sebagai penduduk baru, pasangan itu bertamu dan berkenalan dengan Mak Jum dan putrinya, yang tinggal di rumah seberang jalan, dan yang tidak lain adalah penduduk asli.

Mak Jum yang sudah tua dan tidak bisa melihat jelas, mempersilahkan kepada mereka untuk sering-sering mampir, meskipun hanya untuk mengobrol.

Malamnya, saat melapor Pak RT, mereka hanya bisa bengong. Sebab Pak RT meminta tolong kepada mereka, untuk sering-sering mengunjungi Mak Jum, yang putrinya baru saja meninggal dua bulan sebelumnya.

Penjual Jamu

Di suatu malam Jumat kliwon, "Neng, Jamu Neng!" panggil seorang abang ojek online, yang sedang mangkal di pinggir jalan.

Penjual jamu pun mendekat dan menawarkan racikan jamu-jamuan yang dibawanya, dengan santun dan manis.

Sang Abang ojek pun meminta jamu "sehat lelaki", supaya badannya kebal virus Corona, katanya.

Setelah selesai minum dan memberi uang sepuluh ribu, abang ojek itu langsung pergi.

Saat membuka dompet, hendak memasukkan uang, penjual jamu sadar bahwa ternyata uang sepuluh ribu itu adalah uang monopoli.

Penjual jamu itu pun berdiri dan mengumpat " Wooi.. SETAN!".

Pemulung Apes

Seperti hari-hari biasanya, Hadi berkeliling kampung untuk memulung botol dan gelas plastik bekas air mineral.

Seorang nenek yang tinggal diujung desa, memintanya mampir dan menawari Hadi kopi.

Karena gratis, dengan senang hati Hadi mampir dan menunggu di teras.

Setelah membuatkan kopi, sang Nenek yang rupanya tinggal sendirian, kembali ke dapur, "Melanjutkan memasak untuk anaknya yang mau datang" katanya.

Tidak kunjung keluar lagi, dan kopi yang disuguhkan Hadi telah habis, Hadi pun masuk melalui pintu yang terbuka, untuk berpamitan.

Hadi kaget, karena sang Nenek telah tergeletak di lantai dapur.

Hadi pun lapor Pak RT.

Dan menurut identifikasi Polisi esok harinya, sang Nenek telah meninggal dua hari sebelumnya, sehari sebelum membuatkan Hadi kopi.

Pak Haji

"Sudah ya Pak, saya pamit dulu" kata Bu Somah sambil membawa barang belanjaannya.

"Mari Bu" jawab Haji Imron dari dalam tokonya.

Ketika Bu Somah hampir sampai dirumahnya, dia bertemu Ade, anaknya bersama teman-temannya pulang dari masjid.

Melihat salah satu teman anaknya menangis, Bu Somah bertanya "Ade, kenapa temanmu menangis?".

Ade menjawab "Di marahi Haji Imron Bu, kami lari-larian di masjid".

Pulang Malam

Disebabkan mengerjakan makalah tugas kuliah, Tania pulang terlambat.

Begitu membuka pintu, dia mendapati Neneknya yang tinggal dikampung sebelah, sedang duduk di meja makan, di dapur.

Setelah bersalaman mencium tangan dan pipi, "Tania mandi dan ganti baju dulu ya Nek" katanya.

Tania pun pergi ke kamarnya dilantai dua, dan mendapati ibunya pucat, seperti baru saja melihat hantu.

Ibu Tania berkata "Mama bingung, Pak RT baru saja menelpon, mengatakan bahwa nenek telah meninggal beberapa jam yang lalu".

Ngojek Suster

Mengantarkan penumpang, Faidzin yang berprofesi sebagai ojek online, sedikit merinding, karena yang diboncengnya adalah seorang suster dan malam itu, malam Jumat Kliwon.

Untuk memastikan suster tersebut bukan hantu, Faidzin bercerita bahwa dia baru saja ditemui hantu penjual jamu, dengan punggung yang berlubang, mirip sundel bolong.

Kemudian Faidzin juga bercerita, bahwa dia sengaja mengerjai hantu itu, dengan membayar jamu yang diminumnya memakai uang monopoli.

Mendengar cerita Faidzin, suster pun tertawa dan berkata "Tenang Mas, saya pakek daun kok bayarnya".

Terperosok

Kesal dengan sate yang tidak jadi dibeli, seorang penjual sate memberikan bungkusan sate yang telah siap, ke seorang ojek online.

Namun, karena ojek online itu kasihan dengan seorang kakek yang katanya dikejar-kejar pocong, sate itu diberikan kepada kakek itu untuk menghiburnya.

Ketika kakek itu melanjutkan perjalanannya pulang, dari arah kegelapan, tiba-tiba suara seorang wanita berseru kepadanya, " Minta dong satenya!".

Membuat kakek itu kanget, dan berlari ketakutan.

Kakek itu kenal, suara itu adalah suara anak Mak Jum, TKW yang telah meninggal dua bulan sebelumnya, karena kanker.

Dan karena begitu kaget dan takutnya, dia berlari sampai tersandung dan terperosok ke selokan di sebuah proyek perumahan, dan meninggal di sana.

Konon arwah kakek itu sering manggangu warga perumahan, terutama kuli-kuli bangunan yang masih bekerja di perumahan tersebut.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Antara Karma dan Nasib

Si John Thor

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Hantu Jembatan Universitas