Saling Menyalahkan Diri Sendiri

Sinta dilarikan ke rumah sakit akibat pingsan saat jam sekolah.

Menurut dokter yang ditemui ibunya, Sinta tidak apa-apa, dia hanya depresi akibat melihat Ayah dan Ibunya yang sering bertengkar.

Oleh karena itu, sebelum memasuki kamar Sinta dirawat, ditemani dokter, kedua orang tua Sinta berdiskusi.

Ayah dan Ibu Sinta menyadari kesalahan masing-masing, dan mereka berniat meminta maaf kepada Sinta.

Begitu masuk ke ruangan, sang Ayah langsung berkata "Maafkan Ayahmu ini Nak, Ayah telah gagal menjadi Ayah dan Suami yang baik", sambil menitikkan air mata.

"Bukan Ayah yang salah, Ayah dan Ibu bertengkar semuanya gara-gara aku. Sinta anak yang nakal" jawab Sinta yang juga ikut menangis, tetapi tetap terbaring di tempat tidur.

Melihat Sinta yang menyalahkan diri sendiri, Ibunya langsung memeluk dan berkata serta menangis "Ini semua Ibu yang salah, ibu terlalu egois..".

Ketiganya semakin menangis tersedu-sedu.

Mbok inem, asisten rumah tangga Sinta yang juga ikut menunggu Sinta, berkata "Bukan... ini salah Mbok Inem, Mbok Inem ngebiarin Neng Sinta tidak sarapan tadi pagi, hingga neng Sinta jadi telat ma..ma..makaan....".

Mbok Inem pun ikut menangis, dan lebih tersedu-sedu lagi.

Melihat semuanya menangis, sang dokter hanya terdiam saja.

Di balik pintu, ternyata sedari tadi seorang perawat yang menunggu dokter diluar untuk meminta tanda tangan, masuk ke ruangan dan berkata dengan mata berkaca-kaca "Ini salah saya, kenapa saya telat".

Dokter kaget, kenapa si perawat langsung masuk dan berkata seperti itu.

Seorang cleaning service yang ada di ruangan iti dan sedang ngepel, terdiam lalu berkata "Bukan. ini salah saya, saya mengaku, saya ngepelnya pake sabun cuci", lalu dia juga ikut menangis.

Sang dokter tambah terheran-heran, melihat Cleaning Servis ikut menyalahkan dirinya sendiri.

Terlebih, tiba-tiba saja dari pintu kamar mandi, muncul seorang teknisi listrik rumah sakit dan berkata dengan lantang "Ini salah saya, lampunya sudah nyala, tapi saya numpang beol" yang kemudian ikut menangis.

Melihat kelakuan ketiga karyawan itu, dokter ikut menangis dan menyalahkan dirinya sendiri, "Kenapa...kenapa saya kerja di rumah sakit gila ini".

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas