Nasi Goreng Ikan Asin


Sore itu Septi membeli nasi goreng dengan menggunakan layanan ojek online.

Memang karena capek dan lapar sehabis praktikum Kapita Selekta Fisika Komputasi, Septi merasa ingin bermalas-malasan, dengan tiduran saja di kamar kosnya, meskipun sebenarnya letak warung nasi gorengnya dekat.

"Sep!!..." teriak Popon dari arah pintu depan memanggil-panggil Septi.

Popon adalah teman kuliah, seangkatan dengan Septi di Jurusan Fisika salah satu Universitas Negeri di Malang.

"Nih pesanan nasi gorengmu dari kurir tadi di depan" tambah Popon sambil menyerahkan bungkusan nasi goreng yang tampak disertai es teh.

Septi menyambut bungkusan itu dengan tidak bersemangat, dan Popon pun langsung menuju ke arah kamarnya.

Septi yang sudah mengantuk, dengan mata yang sayup, berusaha untuk memakan nasi goreng pesanan itu terlebih dahulu, sebelum tidur.

"Kog asin gini sih masakannya!" Septi mengomel-ngomel, dan langsung marah-marah karena nasi gorengnya terasa tidak asin merata.

Popon yang mendengar Septi marah-marah dari kamarnya, langsung menghampiri Septi dan bertanya "Kenapa Sep?".

Belum dijawab, Septi sudah berdiri dan membungkus lagi nasi gorengnya, lalu berjalan keluar tanpa menjawab dan memperdulikan Popon.

Popon hanya melongo, namun karena melihat temannya pergi keluar dengan marah-marah sendiri, Popon khawatir dan mengikutinya dari belakang.

Tidak disangka Popon, Septi pergi untuk melabrak si penjual nasi goreng diwarungnya.

"Gimana sih mbak, buat nasi goreng kog asin gini,...bla...bla..bla.." marah-marah Septi, sambil membanting nasi goreng yang dibawanya kembali itu.

Kurang lebih 3 menit Septi marah-marah ke Ibu penjaga warung dengan segala omelan yang sering diterima Popon.

Dan setelah Popon berada disampingnya, sambil berusaha menenangkan dengan setengah mememeluknya dari arah belakang, Septi bersedia di ajak Popon kembali ke kos.

Selama menuju kos, Popon berusaha tetap menggandeng Septi, tetapi tetap dengan diam saja.

Kemudian setelah sampai, Septi pun langsung masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu.

Melihat itu, Popon pun menarik nafas panjang dan kembali ke kamarnya sendiri, sambil tetap membiarkan pintu kamarnya sendiri tetap terbuka.

Karena menunggu sahabatnya tidak keluar-keluar dan Popon sendiri mengantuk, Popon pun ketiduran di ranjangnya.

Tiba-tiba jam 11 malam, Septi membangunkan Popon, merangkul dan sambil menangis.

Popon yang masih setengah sadar, hanya bisa diam sambil berusaha membuka lebar-lebar matanya yang merah dan masih mengantuk berat.

Baru setelah mendengar tangisan Septi mereda, Popon memberanikan diri bertanya duduk permasalahan yang terjadi.

Dengan sesenggukan, Septi berusaha menjelaskan kepada Popon bahwa dia merasa sangat bersalah dan malu kepada Ibu warung nasi goreng yang dimarahinya tadi.

"Ya wajar kamu marah, kalau memang nasi gorengnya asin" kata Popon mencoba membela dan menenangkan Septi.

"Bukan itu.." jawab Septi sambil tetap menangis dan memeluk Popon, "Aku tadi pesennya nasi goreng,...nasi goreng ikan asin!.." kata Septi melirih.

Mendengar itu Popon langsung tertawa terbahak-bahak, "Ya bagaimana tidak asin, lah ikan asinnya yang bikin asin" kata Popon sambil tertawa dan membuat Septi tambah malu dan bertambah menangis keras, sampai didatangi oleh teman-teman kosnya yang lain.

Parahnya, bukan hanya Popon, teman-teman kos mereka yang lain juga ikut menertawakan Septi setelah tahu cerita yang sebenarnya.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas