Selamatan Malam Tujuh Harian
Karena memang kerabat dekat, Mohan datang lebih awal untuk ikut membantu menyiapkan tempat selamatan.
Acara tahlilan pun dimulai jam setengah 8, dan berakhir sekitar jam 8 lebih.
Dan kurang lebih 70 kepala keluarga datang ikut mendoakan paman Mohan yang bernama Irsyad itu.
Begitu acara selesai, tamu pun satu-persatu keluar dan rumah menjadi sepi.
Mohan pun membereskan piring-piring bekas makan para tamu yang berserakan.
Dan ketika Mohan berjalan ke arah belakang, melewati ruang tengah, sebuah ruangan pembatas dapur dan ruang tamu. Melihat seseorang yang sangat dikenalnya duduk sendirian dikursi tua, merokok dan sepertinya belum makan, Mohan menyapa "Loh Pak Lek, kok disini, sudah makan?" sambil Mohan terus berlalu membawa tumpukan piring ke arah dapur.
Sesosok itu hanya tersenyum, tidak membalas sapaan Mohan.
Begitu Mohan meletakkan piring ditempat cucian, dan dia bergegas mengambilkan sepiring sajian nasi yang belum dimakan, lalu langsung mengantarkannya ke ruang tengah tadi.
Mohan baru tersadar, bahwa yang disapa dan dibawakan nasi ditangannya itu, tidak lain adalah paman Irsyad-nya yang sudah meninggal.
Mohan tidak percaya, clingak-clinguk sambil tetap memegang sepiring sajian nasi yang dibawanya itu.
Sambil berjalan kembali ke dapur, Mohan berkata "Mungkin aku saja tadi yang salah lihat".
Comments
Post a Comment