Penjaga Semok Warung Jamu


Malam itu, Wondo dan Afid jalan-jalan ke alun-alun kota.

Cuaca yang gerimis, membuat alun-alun sepi, tidak ramai seperti biasanya.

Karena Wondo merasa tidak enak badan, Wondo mengajak Afid mampir ke warung jamu Inem.

"Tumben, sepi Neng?" kata Wondo ketika masuk dan menyapa Inem yang sedang nonton sinetron.

"Iya Mas, lagi ujan, sepi" jawab Inem sembari beranjak dari tempat duduknya.

Wondo memang sering ke warung itu, selain karena racikan jamu Inem cocok di badan Wondo, tubuh semok Inem merupakan daya tarik tersendiri baginya.

"STMJ, awakmu opo Fid?" kata Wondo memesan minuman jamu ringannya.

"Aku podo wae lah" jawab Afid.

"Ok.. STMJ dua Neng" kata Wondo merevisi pesenannya.

Sembari menunggu STMJ mereka diracikkan, Afid dan Wondo menggoda Inem yang merupakan janda kembang.

"Mbak, tidak pengen nikah lagi?" tanya Afid.

"Moh ah...sekarang banyak lelaki cuma enaknya tok, tidak mau kerja" jawab ketus Inem. "Apalagi kalau sudah kerja kayak saya istrinya, paleng tambah males" tambahnya sambil memberikan STMJ pesenan Wondo dan Afid.

Tidak berapa lama kemudian, "Sek Mas, tak kebelakang dulu" pamit Inem mau ke kamar mandi.

"Ikut Neng" sahut Wondo.

"Maunya.." jawaban menggoda Inem.

Hampir 15 menit Inem tidak keluar-kekuar dari kamar mandi. "Won, umbah-umbah paleng yo?" tanya Afid.

"Ah...paleng lagi panggilan alam" jawab Wondo sambil menghabiskan STMJ-nya yang masih tersisa.

Kemudian dari arah luar, datang seorang polisi masuk ke Warung, "Loh ada orang! Selamat malam Pak" sapa polisi itu.

Wondo dan Afid sedikit kaget oleh kedatangan polisi tersebut. Dia mengira ada penggrebekan.

"Monggo Pak" Wondo mempersilahkan masuk, meski itu bukan warung miliknya.

"Mas berdua sudah lama disini?" tanya Polisi itu.

"Yah kira-kira baru 20 menitlah Pak" jawab Afid.

Sambil melihat sekeliling dalam warung, dan memperhatikan dua gelas yang ada di depan Afid dan Wondo, "Masnya tidak tahu kalau yang punya warung ini kecelakaan habis maghrib tadi, waktu beli gula di toko seberang jalan?" kata polisi tersebut. "Sekarang dia dirumah sakit? ini saya kesini mau menolong menutupkan warungnya" tambahnya.

"Masak Pak, ini tadi Neng Inemnya ada disini?" kata Wondo.

Untuk beberapa saat, Wondo dan Afid tidak percaya. Kemudian setelah mereka bersama Pak Polisi mengecek kamar mandi, dan ternyata kamar mandi kosong, Wondo dan Afid baru yakin kalau di warung tersebut memang tidak ada orang.

"Loh laiki mau sopo?" kata Wondo sambil bertatap kebingungan dengan Afid.

Setelah menceritakan ke Pak Polisi tentang adanya seseorang yang menjaga warung dan menyajikan STMJ ke mereka, Wondo dan Afid baru menyadari, mungkin saja Inem yang melayani mereka adalah hantu.

"Sampean berdua ini mabuk STMJ mungkin" kata Pak Polisi.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas