Mudahnya Mengaku Intel Polisi
Suatu pagi, setelah sarapan, seperti biasa perut Rudi mules dan ingin buang air besar.
Karena memang porsi nasi yang disuguhkan mertuanya banyak, lauk sarapan pagi itu merupakan masakan ayam kecap kesukaan Rudi.
Rudi pun bergegas lari ke sungai, sambil membawa handuk dan gayung plastik berisikan peralatan mandinya.
Tetapi langkah kebeletnya terhalang, sebab Rudi bertemu dengan orang asing, yang Rudi kira adalah salah satu penduduk tetangga desa.
"Mau kemana Pak?" tanya Rudi.
Bukannya menjawab, tapi orang itu malah ngomel-ngomel, "Masak bawa HP, bawa meteran kayak gini disangka mau ngintip orang mandi" kata orang itu dengan membawa meteran tukang kayu ditangannya.
Memang sebagian besar penduduk di mana Rudi tinggal, mereka mandi, cuci, dan buang air besar dilakukan di sungai. Bahkan, warga yang sudah memiliki kamar mandi sekalipun, kadang tetap lebih memilih di sungai.
Mungkin saja, orang itu baru berada di sekitar tempat mandi para ibu-ibu, kemudian kepergok dan diteriaki pengintip.
Kemudian setelah berpapasan dengan Rudi, "Saya intel polisi Mas!" tambah kata orang asing itu sambil berlalu.
Rudi mendengar orang itu menjawab seperti itu, dia sekedar mengiyakan saja untuk menghormati. Tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak percaya dan terasa ingin tertawa.
"Jika memang intel beneran, tidak mungkin semudah itu mengaku pada orang yang baru dilihatnya" katanya dalam hati sambil menikmati buang air besarnya di sungai.
"Apalagi meteran, apa hubungannya dengan sebagai intel?..intel dari Hongkong?" gumamnya.
Comments
Post a Comment