Hantu Otak Kosong


Gofur dan Fitri adalah dua sepasang mahasiswa yang lagi kasmaran.

Karena memang baru jadian, tiap malam, mereka maunya pacaran melulu.

Suatu malam, seperti malam biasanya, mereka berpacaran dengan jalan-jalan di kampus.

Selain karena ada satpam kampus, yang secara tidak langsung selalu mengawasi, agar Gofur tidak berlebihan. Pacaran di kampus merupakan model pacaran yang ringan dikantong, terutama bagi Gofur.

"Ayo, kesana yok!" ajak Gofur ke tempat sepi, dekat Laboratorium Bedah, Fakultas Kedokteran.

Meski sedikit keberatan, Fitri tetap mau saja di ajak Gofur.

Baru ketika Gofur mau melancarkan aksi mesumnya, tiba-tiba seorang ibu-ibu datang dan bertanya ke Gofur dan Fitri.

"Mbak, Mas ini dimana ya?" tanya ibu-ibu itu, sambil memegang-megang keningnya, tampak sedang pusing.

"Ini di Universitas Jauhari" jawab Gofur.

Setelah bicara nglantur kesana kemari, "Ibu sebenarnya mau kemana?" tanya Fitri.

"Saya pengennya pulang?" jawab ibu itu yang kemudian menangis tidak henti-hentinya karena kebingungan.

Fitri yang merasa kasihan, terus berusaha mengorek informasi, dan ternyata ibu itu tidak hanya lupa alamatnya, tapi juga lupa semuanya, termasuk namanya sendiri.

Berbeda dengan Fitri, Gofur bukan merasa kasihan, bulu kuduknya mulai berdiri disana-sini.

Gofur curiga dan berkata dalam hati "Bagaimana mungkin ada ibu-ibu sampai di sini, malam-malam lagi, kalaupun lewat pintu gerbang, seharusnya satpam sudah melihat dan sudah mengambil tindakan untuk ibu ini dari tadi".

Apalagi ketika mendengar tangis ibu itu, Gofur semakin takut, tangisan itu mirip tangisan kuntilanak yang kehilangan anaknya.

Hampir setengah jam ibu itu menangis dan kebingungan. Fitri tetap berusaha menenangkan ibu itu sambil mengajaknya duduk disampingnya. Sedangkan Gofur malah beranjak berdiri agak jauh, sambil melihat-lihat satpam, yang siapa tahu ada yang sedang berkeliling, sehingga segera ada yang mengambil tindakan untuk ibu itu jika memang manusia beneran.

"Ibu bagaimana bisa disini?" tanya Fitri.

"Tidak tahu Mbak, tiba-tiba saya tadi sudah di dalam situ" jawab ibu itu, sambil menunjuk kearah Laboratorium Bedah, dekat mereka. "Otak saya masih di toples, nih bekas gergajinya" tambahnya sambil menunjukan lobang yang menganga dibagian tengkorak atas.

Bukannya takut, karena kurang pencahayaan, Fitri malah mengambil hpnya dan menyalakan flashlight.

Begitu menerangi kepala dan melihat otak ibu itu kosong, Fitri pun langsung pingsan ditempat.

Dan bukannya menolong, Gofur yang sudah curiga dari tadi dan juga ikut melihat tengkorak kepala yang berlubang, ditambah pacarnya pingsan, lari terbirit-birit meninggalkan Fitri.

Keesokan harinya, Gofur dan Fitri tidak saling menyapa. Gofur ternyata diputus oleh Fitri, bukan karena hantu tidak berotak, tetapi karena sikap Gofur yang meninggalkan Fitri sendirian pingsan. Fitri menganggap kalau sikap Gofur itu, bukan menunjukkan sikap cowok yang jantan.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas