Hantu Konvoi Motor Gede


Malam itu, Husein perjalanan naik bus antar kota dari Surabaya menuju ke Banyuwangi.

Sialnya bus mogok di tengah jalan, yaitu ketika akan memasuki jalan di Alas Purwo.

Karena penumpang tinggal sedikit, kondektur lebih memilih untuk mengembalikan sisa ongkos, dan para penumpang diminta untuk mencari bus yang lain sendiri.

Husein sedikit kesal, namun karena dia mengerti susahnya mencari uang, dia berusaha memaklumi apa yang dilakukan kondektur itu.

Sambil menunggu bus dan mencari warung terdekat karena lapar, Husein berjalan ke arah depan, menjauhi bus yang ditumpanginya tadi.

Jalanan terlihat sepi sekali, karena memang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. "Jangan-jangan ini hutan beneran, kok dari tadi tidak ada rumah sekalipun" gumamnya.

Husein mengecek posisinya dengan GPS di HP-nya, terlihat posisinya sedang berada di mulut Alas Purwo.

"Yah tak tunggu disini sajalah" kata Husein menghentikan langkahnya.

Tiba-tiba Husein teringat cerita teman kerjanya tentang cerita hantu pengendara motor gede di Alas Purwo tersebut.

Konon setiap malam-malam tertentu, rombongan motor gede yang terdiri dari 5 motor dan 8 orang, sering terlihat melintas, namun pengendaranya berupa kerangka manusia saja.

Hantu itu adalah para pengendara motor gede yang mati kecelakan, bertabrakan dengan truk di Alas Purwo tersebut.

Perasaan takut Husein muncul, dengan suasana jalan yang sepi dan apalagi dia sudah terlanjur berjalan cukup jauh dari busnya tadi.

Sampai tidak berapa lama kemudian, sebuah truk bermuatan kosong menghampiri Husein, memberinya tumpangan.

"Bapak mau kemana?" tanya supir truk itu yang ternyata bernama Jupri.

"Saya mau ke Bali Pak" jawab Husein.

Selama perjalanan, mereka pun mengobrol kesana kemari, sampai pada perbincangan, "Pak Jupri tahu tentang hantu konvoi motor gede yang ada disini" tanya Husein.

"Oh tau Mas, tapi tenang saja, yang dihantui sama mereka cuma supir truk saja kok" jawab Jupri.

Kemudian Jupri pun dengan suara meninggi, melanjutkan ceritanya bahwa sebenarnya rombongan motor gede tersebut bukan mati karena kecelakaan. Tetapi memang sengaja ditabrak oleh seorang supir truk yang sedang berpapasan dengan mereka. 

Sadisnya, mayat-mayat mereka dibiarkan tergeletak dan berhamburan dijalan raya sampai ditemukan oleh pengendara lain yang melintas.

"Mas tau kan, pengendara motor gede itu, kebanyakan mereka sombong-sombong. Seolah-olah jalanan milik mereka. Iya mereka memang orang kaya, bisa beli motor segede dan bermerek seperti itu. Tetapi cara berkendara mereka yang tidak lebih ugal-ugalan, dan kadang sampai menyewa Polisi segala, tentu banyak supir truk seperti saya, sirik dan benci dengan sikap sombong mereka itu" kata Jupri.

Husein mengangguk-angguk, mencoba memahami alasan kejahatan sang supir penabrak.

"Apalagi kalau mereka kesenggol sama kita-kita, pasti kami yang disalahkan dan kena Polisi" tambah Jupri.

"Ngomong-ngomong, sekarang supir yang menabrak itu dimana Pak?" tanya Husein.

"Saya..., saya Mas yang menabrak mereka" jawab Jupri dengan sorotan mata tajamnya.

Sejenak obrolan mereka terhenti, saling terdiam dan alis mata Husein mengkerut tanda percaya. 

Namun,

"Bercanda Mas" kata Jupri mencairkan suasana yang diikuti tawa kecilnya.

"Ya yang pasti, supir yang sudah membunuh 8 orang, pasti sudah dihukum seumur hidup, dan dipenjara sekarang" tambah Jupri.

"Bener juga ya. ha..ha..ha..." keduanya pun tertawa bersama-sama.

Tak lama kemudian, setelah menyeberangi Alas Purwo, truk melewati sebuah hotel bernama Gandrung Wangi.

Karena Husein sudah merasa capek, Husein memutuskan untuk beristirahat dulu di hotel tersebut, dan melanjutkan perjalanannya besok.

"Terima kasih Pak atas tumpangannya" ucapan Husein ketika berpamitan dengan Jupri.

Jupri pun membalas dengan kata "Sama-sama Mas", dan berlalu melanjutkan perjalanannya.

Keesokan paginya, ketika Husein sedang sarapan di restoran hotel, 4 orang yang sedang makan di samping mejanya, membicarakan supir truk, tersangka penabrak konvoi motor gede di Alas Purwo.

Dikatakan karena depresi dihukum seumur hidup, sang penabrak bunuh diri dalam sel.

Sambil menunggu hidangannya disiapkan, karena penasaran Husein pun iseng browsing berita bunuh diri itu dengan HPnya dan menggunakan jaringan wifi hotel.

Berita tersebut hangat, viral di media sosial dan muncul sebagai indek nomer 1 di Google search.

Alangkah terkejutnya Husein, dalam salah satu surat kabar online yang dipilihnya, ternyata tersangka dan foto sang penabrak tersebut adalah Jupri, supir yang memberinya tumpangan melewati Alas Purwo, malam sebelumnya.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas