Dani Sang Cleaning Service


Sebuah panggilan kerja, memaksa Dani datang ke sebuah perusahaan pagi itu.

Tanpa persiapan sebelumnya, Dani berusaha untuk sekedar datang, karena memang pekerjaan yang dilamarnya hanya sebagai Cleaning Service (CS).

Dengan pengalaman yang telah dimilkinya, yang juga sebagai CS, Dani yakin kalau dirinya akan diterima.

Sebab kantor di mana tempat kerja Dani sebelumnya, memecat Dani karena kondisi perusahaannya sendiri yang bangkrut.

Dan ternyata benar, Dani langsung diterima dan bekerja pada hari itu juga.

Sialnya, hari itu Dani ditempatkan di shift sore, dan mulai bekerja setelah jam 4.

"Masnya CS yang baru ya?" tanya seorang satpam, berlabel nama Sodik di dada kanannya, ketika bertemu dengan Dani pertama kali.

Setelah berkenalan dan mengobrol sedikit, Sodik berpesan "Mas nanti kalau ada orang dilantai atas, seperti Pak Bos minta kopi, jangan dilayani ya, Masnya biarkan saja". 

Dani sempat bingung, namun karena melihat mimik muka Sodik yang sepertinya memberi isyarat enggan menjelaskan lebih lanjut di ruangan itu, Dani berkata "Siap Pak", dan Dani pun melanjutkan pekerjaan mengepel lantainya. "Mungkin ada Bos yang menjengkelkan di atas" pikirnya.

Waktu menunjukkan jam 6 sore, dan Dani masih mengepel, tapi dilantai tempat ruangan tempat yang dimaksud Sodik.

Tiba-tiba.

"Mas, kopi Mas?"

Suara seorang laki-laki seperti meminta Dani membuatkan kopi.

Dani sempat menoleh kearah kiri dan kanan, memastikan arah datangnya suara, dan Dani yakin suara itu dari arah ruangan direksi yang lampunya menyala. 

Dan karena teringat pesan Sodik untuk mengacuhkan jika ada yang meminta kopi, Dani pun berusaha mengacuhkannya.

"Mas, kopi!"

Suara itupun kembali terdengar, dan Dani kali itu telah yakin memang benar dari arah ruangan yang diduga oleh Dani sebelumnya tadi.

Dani tetap berusaha mengepel. Sampai terdengar ancaman "Mau dipecat kamu!", membuat Dani berpikir ulang, "Jangan-jangan Pak Sodik mau mengerjai saya".

Dani langsung meninggalkan pekerjaan mengepelnya, dan melangkah cepat menuju ruangan arah datangnya suara meminta kopi tersebut. Dia takut, jangan sampai hari pertama kerjanya menjadi hari dimana dia dipecat.

Dani mengetuk, bermaksud meminta maaf dan memastikan kopi seperti apa yang diminta.

Tetapi suara itu justru berubah menjadi suara seseorang laki-laki yang tertawa berat, diikuti matinya lampu yang ada diruangan tersebut.

Dani pun berusaha membuka pintu yang diketuknya, tetapi ternyata pintu itu dikunci.

Begitu logikanya bilang kalau suara itu dari hantu, bulu kuduk Dani langsung berdiri, dan dia langsung lari turun ke pintu utama di lantai dasar, dimana meja satpam berada.

Bukannya bertemu Sodik, Dani bertemu dengan satpam bernama Hari. Dan melihat Dani yang tergopoh-gopoh dan ketakutan, Hari segera menenangkan Dani.

Setelah ditenangkan, ketakutan Dani pun mereda, dan Hari menceritakan kepada Dani, bahwa dulu memang ada seorang direktur bunuh diri diruangan itu. "Mas acuhkan saja, dia tidak mengganggu kok, selama ini penampakannya cuma suara saja" kata Hari menutup ceritanya.

Setelah dijelaskan Hari, Dani cukup lega dan berkurang rasa takutnya, "Ngomong-ngomong, Pak Sodik kemana Pak" tanya Dani.

"Pak Sodik siapa?" balik tanya Hari.

"Satpam, temen Bapak satunya?" jelas Dani.

"Loh siapa Mas, meski shift siang atau malem tetep satu orang yang jaga, dan temen satpam saya yang lain, tidak ada yang namanya Sodik" jawab Hari, "Kalau direktur yang bunuh diri itu baru namanya Sodik" tambahnya.

Ketakutan Dani kembali lagi untuk beberapa saat, mengetahui sosok satpam yang telah ditemui adalah hantu direktur tersebut.

Namun kemudian, "Setelah dipikir-pikir, buat apa ya takut, toh juga tidak menyeramkan, memang bener kata Pak Sodik, seharusnya aku mengacuhkan dia" pikir Dani sambil berpamitan ke Hari untuk melanjutkan pekerjaannya.

Semenjak saat itu, saat shift malam, Dani justru tidak hanya mengacuhkan, terkadang sosok Pak Sodik itu muncul dan malah diajaknya mengobrol selayaknya manusia biasa. 

Berdasarkan ceritanya, Sodik mengaku bunuh diri gara-gara ingin memberi pelajaran ke istri dan anak gadisnya yang terlalu banyak belanja dan tagihan hutang kartu kredit.

Comments

Cerita dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kesengajaan penulis untuk mempercantik jalannya cerita

Popular posts from this blog

Dibangkitkan sebagai Pezina

Hantu Mudik Sekeluarga

Jangan Kredit Motor Atas Nama Teman

Antara Karma dan Nasib

Nyikut untuk Menjadi Profesor

Sebuah Solusi Kekerasan Rumah Tangga

Hadiah Istri 70 Bidadari

Delapan Cerita Inspirasi tentang Doa

Si John Thor

Hantu Jembatan Universitas