Hantu Muka Hancur Gedung Biologi
Fikri adalah mahasiswa perikanan semester akhir.
Sore itu, Fikri sebenarnya pulang cepat, karena merasa capek setelah begadang, melakukan penelitian tugas akhir pada malam sebelumnya.
"Kok sepi ya?.." gumam Fikri melewati gedung Fakultas Biologi yang biasanya ramai, dipenuhi mahasiswa yang sedang ngenet di gazebo.
Fikri tahu suasananya berbeda, karena dia memang sering lewat di situ.
Dan Fikri juga tahu, desas-desus mengenai sesosok kuntilanak yang sering menampakkan diri, di sekitar gedung yang sedang disamping tersebut.
Kadang kuntilanak itu duduk di atas lampu jalan, kadang menemani mahasiswa Biologi penelitian di dalam laboratorium, atau terdengar menangis di kamar mandi kosong.
"Ah sudahlah, paling tidak ditemui hantu itu, ini kan masih sore, apalagi aku lebih sering pulang lewat sini lebih malam" pikir Fikri membesarkan keberaniannya.
Tiba di depan pintu belakang, yang dulu awalnya pintu itu adalah pintu utama gedung, yang ditutup dan dikunci oleh kabar yang tidak jelas. Tampak sesosok gadis, berbaju terusan putih, sedang berdiri tepat di depan pintu, dan menghadap menunduk kearah pintu yang dikunci.
Logika Fikri sebenarnya sudah menilai ganjil dengan perilaku yang sedang dilakukan gadis itu, dan bodohnya dia, bukan mengacuhkan, justru dia menyapa dengan mendekatinya.
"Loh kok disini Neng!" sapa Fikri.
Begitu menolehkan muka, Fikri pun kanget melihat muka gadis tersebut yang telah hancur berantakan, bercampur tanah.
Fikri lari sekencang-kencangnya, sampai-sampai sepasang mahasiswa yang sedang berpacaran, ikut lari bersama Fikri.
Sesampai di kamar kosnya, Fikri langsung wudhu dan sholat Maghrib, maski muadzin sedang beranjak wudhu di mushola. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, mencoba melupakan wajah gadis yang disapanya barusan.
Dan konon, selepas kejadian tersebut Fikri lebih baik berjalan memutar ke laboratoriumnya, dari pada harus melewati gedung Biologi itu, meskipun berjarak lebih dekat.
Comments
Post a Comment